Pages

Friday, 24 September 2010

Lebaran 2010, penuh kesedihan...


Lebaran tahun 2010 adalah lebaran kelabu bagi keluarga kami, khususnya bagi keluarga Probolinggo.

Karena pada hari kedua lebaran, Eyang Anik yang sudah sakit selama 9 bulan berpulang ke Surga.
Liburan lebaran Cinta mulai tanggal 8 September, sedangkan liburan saya baru mulai tanggal 9. Kami berangkat bersama keluarga tante Adek ke Probolinggo tanggal 9, siang menjelang sore. Karena malamnya, tante Adek, om Jack dan dik Raras baru sampai ke Surabaya larut sekali, akibat flightnya yang molor. Jadi tanggal 9 pagi masih pada cape dan ngantuk.

Sore dekat magrib kami sampai di sana dan bertemu dengan keluarga pakde Didik dan keluarga Bunda. Menjenguk Eyang di kamarnya, hati kami sedih, melihat kondisi beliau yang makin buruk. Badannya kurus dan sudah tidak mengenali kami lagi. Namun kesedihan ini tidak terlalu larut. Kami sibuk mempersiapkan menu lebaran dan saling bercerita tentang pengalaman sehari hari. Sampai keesokan harinya, seperti selalu terjadi dalam keluarga Probolinggo...pagi hari pada heboh membangunkan anak anak untuk mandi dan ikut sholat Ied. Masjidnya persis di depan rumah, tapi tetep aja ada yang terlambat :)

Saya tidak ikut sholat Ied, karena saya Nasrani, karena itu saya hanya mengamati saja kehebohan rutin itu. Selesai mereka sholat, kami menghampiri Eyang, mencium tangan dan pipinya, meminta maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan. Sempat photo photo bersama Eyang, dan rupanya ini adalah photo terakhir.

ciuman terakhir buat Eyang

Setelah itu semua pergi ke makam Eyang Kakung dan saudara saudara Bapak yang lain untuk tabur bunga.



Tidak lupa mampir ke rumah saudara yang lain untuk mengucapkan selamat Idul Fitri. Psstt...Cinta mulai menyukai acara ini karena dia tahu, di rumah saudara saudara itu nanti dia akan mendapat angpao :)
bersama sepupu di rumah eyang Harjo

Kembali ke rumah Eyang,anak anak sudah main sepuasnya, nggak ada yang tidur siang, termasuk Cinta. Tapi kalau yang lainnya maemnya gampang, lontong opor juga pada suka, Cinta masih susah. Maemnya hanya Indomie terus.... :(. Menjelang malam badan Cinta hangat. Tapi kami masih tidak terlalu kuatir karena yakin Cinta hanya kecapekan. Minum Tempra pasti sudah turun.




keluarga pakde Didik dari Jakarta

keluarga tante Adek dari Balikpapan

 
Tanggal 11 September siang, saya sekeluarga pamit pulang ke Surabaya, karena mak Kiem dan keluarga tante Eny datang ke Surabaya untuk liburan. Beberapa tahun terakhir memang mereka lebih suka main ke Surabaya kalau liburan lebaran. Bapak sudah rencana, setelah dari Shangri La (tempat tante Eny menginap) kami tidak akan kembali ke Probolinggo, soalnya cape dan males macetnya. Tapi kami mengajak Salsa, anak pakde Didik untuk ikut ke Surabaya, maksudnya biar Cinta ada teman main. Kami sudah merancang mau mengajak Salsa dan Cinta jalan jalan di Surabaya. Nanti waktu keluarga pakde ke Surabaya, Salsa dijemput.

Dalam perjalanan pulang, Cinta sudah nglemprek. Bawaannya pengen bobo terus. Sempat maem ayam goreng A&W di jalan tol, trus bobo lagi. Sampai rumah badannya tambah hangat. Tapi karena sudah terlanjur janji dan mak Kiem sudah sangat berharap ketemu Cinta, kami berempat berangkat juga ke rumah om Sam, tempat mereka berkumpul sebelum berangkat makan malam. Di rumah om Sam Cinta sudah semakin lemes dan nglentruk....


mak Kiem dari Semarang

Habis makan di Kapin,kami pulang ke rumah masing masing. Cinta makin demam. Makin malam, demamnya makin tinggi. Ya sudah, setelah minum obat penurun panas, kami usahakan supaya dia bobo. Jam 11 malam, ada telephone dari tante Adek, mengabarkan kondisi Eyang yang drop di Probolinggo sana, sehingga perlu dibawa ke rumah sakit.

Bapak bingung, harus ke Probolinggo lagi atau tidak, karena kondisi Cinta juga buruk. Tak lama kemudian, Cinta yang tengah tertidur pulas, tiba tiba terbangun dengan mata yang cerah berseri seri, dan tersenyum senyum aneh. Kami tanya ada apa, dia ketawa sambil menunjuk ke atas kepalanya. Katanya sambil berbisik 'ada kita di sana'. Kita ngapain?? Ngecat, katanya. Ngecat apa? Ngecat tembok pakai warna putih. Gubrak !! Saya dan Pok kaget (dan agak ketakutan). Kuatirnya demam Cinta sudah sebegitu tingginya sehingga ia mengigau. Tapi waktu di temp, demamnya 'hanya' 38 lebih sedikit, nggak mungkin sampai berhalusinasi. Lalu kami suruh dia bobo lagi.

Telephone berikutnya dari Bunda, yang menyarankan Bapak segera pulang ke Probolinggo. Bapakpun akhirnya berangkat sekitar pukul 00:30 pagi. Salsa yang lagi bobo juga diangkut karena Bapak pikir, kalau ada apa apa dengan Eyang, pasti repot kalau Salsa masih di Surabaya. Bapak tidak memaksa kami, saya dan Cinta ikut, karena memang keadaan tidak memungkinkan.

Saya lalu menemani Cinta lagi, tapi tidur saya tidak sepulas Cinta. Pukul 4:30 Bapak telpon dan mengabarkan bahwa Eyang baru saja meninggal.Dan akan dimakamkan di Probolinggo hari itu juga jam 10 pagi. Bapak bilang,terserah kami berdua mau nyusul ke Probolinggo atau tidak. Kalau toh tidak bisa tidak apa apa. Saya memutuskan untuk mengkontak tante Eny. Dan tante Eny bilang, om Nan mau kita pergi kesana tapi agak siangan karena om Sam harus memimpin kebaktian Minggu dulu. Akhirnya pemakaman Eyang dilakukan tanpa kehadiran saya dan Cinta. Eyang Anik dimakamkan di sebelah eyang Kakung. 

Pukul 13:00 siang baru kami dan keluarga Semarang berangkat ke Probolinggo, macet panjang dan di mana mana. Cinta nglemprek di sebelah saya dengan badan demam dan sesekali puke. Pukul 18:00 kami tiba di sana. Saya dan Cinta memutuskan untuk menginap. Dan akhirnya kami tinggal sampai hari Rabu tanggal 14 pagi, karena saya harus masuk kantor lagi tanggal 16 dan Cinta kembali sekolah pada tanggal 17. Kami mau beristirahat dulu sebelum mulai dengan rutinitas sehari hari.

Ternyata demam Cinta tidak segera membaik. Naik turun dan mengkhawatirkan, karena mulai batuk dan sebentar sebentar muntah. Dokter Muji yang biasanya merawat Cinta masih belum buka. Jadi malam itu kami bawa Cinta ke dokter Latief. Dokter Latief bilang Cinta kena radang tenggorokan. Bisa jadi karena kecapekan. Diberi resep obat yang berupa puyer dan berisi antibiotik. Saya memutuskan tidak menebus obat dokter Latief, karena berdasarkan pengalaman, Cinta tidak mau minum puyer yang diberikan oleh dokter Latief. Saya memilih menunggu dokter Muji buka saja keesokan harinya. Dan benar, di dokter Muji, untuk antibiotiknya Cinta diberi Sporetik syrup yang rasanya enak sehingga ia mau minum. Dokter Muji juga bilang Cinta "hanya" radang tenggorokan, demamnya bukan karena penyakit lain (seperti yang kami kuatirkan)

Sekolah, untuk sementara tidak masuk dulu. Hari Jumat siang, Cinta dan Bapaknya datang ke sekolah sehabis pelajaran, untuk mencatat agenda sekolah dan tugas tugas, supaya, walaupun tidak masuk tapi tidak ketinggalan. Saya ngantor tapi pulang setengah hari, karena hari itu Bapak mau ke Probolinggo untuk acara 7 harinya Eyang, saya dan Cinta rencananya tidak ikut.

Sampai waktu Bapaknya mau berangkat, Cinta ngotot pengen ikutan ke Probolinggo. Kami lihat dia sudah mendingan dan memang kasihan juga kalau Bapak harus pergi sendiri. Akhirnya berangkatlah kami bertiga. Sepanjang jalan Cinta bobo. Sampai Probolinggo mereka kaget, karena kami datang bersama, karena di luar rencana. Acara pengajian selesai, kami siap siap pulang lagi ke Surabaya. Sebelumnya Cinta dan sepupu sepupunya main dulu ke taman yang dekat rumah dan main kembang api di depan rumah.



Lemes, tapi happy, itu yang di rasakan Cinta. Kami pulang ke Surabaya sekitar pukul 11 malam lebih, dan puji Tuhan jalannya lancar, sehingga jam 1:30 pagi kurang kami sudah tiba di rumah dengan selamat.

Hari Sabtu konsentrasi ngurusin Cinta....dia - yang kalau seger dikit sudah ngajak jalan jalan - terpaksa dikurung saja di rumah.

Hari Minggu siang, keluarga Bunda dan tante Adek datang ke Surabaya. Mereka mengantarkan tante Adek yang akan kembali ke Balikpapan lewat Surabaya.

Waktu mereka datang, Cinta sudah agak mendingan, sudah tidak demam lagi, tapi masih batuk grok grok. Badannya sampai habis karena maemnya susah.



Nah, Minggu sore anak anak minta main ke Kebun Bibit Surabaya, tempat favorite mereka. Kami turuti saja. Sementara mas  Anggi dan dek Raras main, Cinta lebih sering duduk atau berdiri memandangi saja. Nggak semangat.







Hari Senin tanggal 20 pagi kami ke dokter Muji lagi dan Cinta diberi Sporetik yang bubuk  yang dicampur syrup gula dan obat batuk cair. Hari itu Cinta masih belum sekolah. Sudah tidak demam, tapi masih lemes dan batuk. Hanya ke sekolah siang untuk mencatat jadwal dan memberikan surat ijin dokter. Sisanya tidur...

Selasa, kami paksa sekolah, karena hari Kamis sudah mulai UTS. Eh, ternyata sampai di kelas nangis, bilang ke Mam kepalanya pusing. Mungkin karena reaksi obat batuknya. Pagi itu memang kami beri obat batuk, maksudnya supaya tidak batuk batuk di kelas. Kami tidak mempertimbangkan efek ngantuk dari obat tersebut. Jadi baru jam 7:15 Cinta sudah dijemput pulang lagi. Mam Lilin berpesan hari Rabu nggak perlu masuk dulu, istirahat saja.

Hari Rabu pagi, kami tanya Cinta mau sekolah apa tidak...eh, malah nangis. Saya bilang kalau kelamaan nggak sekolah, ntar pelajarannya ketinggalan. Akhirnya dia mau sekolah, tapi tetep mewek. Saya kasih pilihan, mau sekolah atau tidak. Kalau tidak sekolah resikonya pelajaran ketinggalan. Kalau mau sekolah, ya sekolah tapi nggak boleh pulang sebelum waktunya. Cinta pilih sekolah. Bagaimanapun juga dia mikir kalau harus ulangan susulan tentu tidak enak.

Sampai di kelas, teman temannya sudah baris siap masuk kelas. Waktu mau ditinggal sama Bapak, Cinta lari mengejar dan mendekap erat Bapak, tidak mau lepas, sambil nangis bilang nggak mau sekolah. Mam Lilin dan mam Nunung Kepala Sekolahnya menenangkan Cinta dan menyuruh Bapak meninggalkannya. Sampai rumah Bapak cerita kalau tadi ditanya sama mam Nunung tentang sakitnya Cinta. Trus Bapak bilang, sakitnya nggak ada, ya cuma kecapekan saja. Hah ?? Saya langsung naik darah. Kok bisa dibilang nggak ada sakitnya?? Kan dokter sudah bilang radang tenggorokan ?!. Bukan apa apa, saya cuma kuatir kalau gurunya berpikir Cinta hanya manja dan malas nggak mau sekolah padahal nggak sakit. Kalau Cinta nangis, malah dimarahin. Bapak felt so guilty, kebayang juga kalau sampai Cinta dibentak bentak, pasti tambah parah nangisnya.

Akhirnya Bapak mengajak saya ke mampir ke sekolah Cinta sebelum berangkat ke kantor. Saya setuju. Sampai di sana, ketemu dengan mam Nunung dan mam Lilin. Mam Nunung bilang, Cinta sudah OK, sudah ketawa ketawa dan ikut pelajaran olah raga bersama teman temannya. Walaupun Cinta tidak ikut olah raganya karena badannya masih lemas. Mam Nunung menyuruh saya ngintip kalau mau, tapi saya nggak mau, takut kalau lihat saya malah Cinta nangis lagi. Sayapun berangkat kerja dengan tenang.

Sepulang sekolah Cinta telpon saya, suaranya sudah ceria. Ah, puji Tuhan...

Hari Kamis, sekolah biasa, UTS IPS. Hari Jumat, sekolah lagi, UTS bahasa Indonesia. Walaupun setiap pagi bilang 'Niek nggak mau sekolah' (hiks, akhirnya kata kata yang saya takuti ini datang juga), tapi saya tahu dia tidak serius dengan kata katanya. Jadi saya godain sekalian, nggak papa nggak sekolah, tapi ntar ikut ibu ibu yang jual gorengan (yang tiap pagi lewat depan rumah kami) itu yah...naik sepeda di belakangnya trus ikutan jualan dan berteriak 'gorengannnnn'....dia tertawa. Kemudian dia mau mandi, dandan dan berangkat tanpa keberatan sama sekali.

Sampai hari ini, 10 hari sejak demam pertamanya, Cinta masih batuk, tapi sudah jauh berkurang....dan sebabnya adalah : obat batuknya di stop. Memang dokter Muji berpesan, dengan minum obat batuk itu, tenggorokan malah dirangsang untuk mengeluarkan dahak, sehingga anak cenderung batuk batuk terus. Kalau nggak perlu nggak usah diberikan. Ohhh....baru saya 'ngeh'. Untuk makannya, dikit dikit dia sudah mau. Minum susu juga sudah mau, setelah sebelumnya sama sekali nolak. Mudah mudahan segera membaik, ya Nak....kasihan badanmu sudah kurus tambah kurus lagi.

Satu hari yang ditunggu tunggu oleh Cinta yang membuatnya bersemangat menyambut hari baru, yaitu hari Sabtu besok. Karena besok saya janji mau beliin Barbie sendi yang kedua buat dia :D

Thursday, 26 August 2010

Ribut dengan teman sebangku


Puji Tuhan, sejak hari pertama Cinta masuk SD sampai saat ini, hampir satu setengah bulan kemudian, belum ada sekalipun kata 'males sekolah' yang keluar dari bibirnya.

Bahkan saat sakit flu pun dia tetap minta sekolah. Rupanya dia sudah mengerti bahwa sehari saja tidak masuk, dia akan ketinggalan pelajaran.

Setiap hari sepulang sekolah dia selalu telpon saya di kantor, menceritakan kegiatannya di sekolah. Lalu malam hari waktu kami ketemu sepulang saya kerja, ceritanya dilanjutkan lagi. Sambil mempersiapkan buku buku buat pelajaran besok, bahkan sampai saat kami sudah di atas ranjang menjelang tidur, dia masih saja bercerita tentang teman, guru dan kegiatan di sekolah tanpa bosan bosan, walaupun kadang diulang, tapi saya tahu itu semua karena dia happy di sekolah.

Hanya ada satu masalah...yang juga setiap hari menjadi bahan pembicaraannya tapi bernada negative.

Di kelasnya sekarang, ada setidaknya 2 teman Cinta sejak playgroup. Dua gadis kecil yang sifatnya jauh berbeda. Yang satu berinisial L, satu lagi B. L adalah anak yang sangat kalem, pendiam tapi cerdas. Sedangkan B, ceria, bandel, dan pemberani.

Kebetulan saya mengenal orang tua masing masing. L memang dari keluarga yang lembut. Mamanya seorang yang selalu bicara dengan manis. Sedangkan Papanya sangat pendiam, cenderung tidak pernah menegur sapa siapapun. Berbeda dengan B. Papa B, sangat suka bicara, suka berdebat, suka protes dan keras terhadap anak. Dari cerita baby sitternya,setiap B nakal atau malas, Papanya tidak segan mengambil tongkat untuk memukulnya. Sedangkan sang Mama cuek.

Cinta mengagumi L. Katanya L selalu ngerti semua hal. Di kelas disayang oleh Mam Lilin, walikelas mereka. Teman teman yang lain juga suka pada L, karena L nurut diajak apa saja.

Suatu hari Cinta pulang sekolah bercerita bahwa besok L mau pakai kacamata. Saya hanya bilang "O, kasihan ya, masih kecil kok sudah pakai kacamata, kan nanti kegiatannya agak terganggu". Besoknya, pulang sekolah, Cinta cerita lagi, "Mam, kacamata L buagus loh. Niek jadi pengen". Hmmmm...

Saya bilang "Kalau memang nggak perlu pakai kacamata nggak usah pakai. Pakai kacamata itu nggak enak" Trus dia beralasan, kalau kami orangtuanya kan juga pakai, pasti bagus kalau sekeluarga pakai kacamata semua. Berhari hari nggak habis juga cerita tentang kacamata L dan keingingannya untuk juga pakai kacamata. Beberapa hari kemudian ternyata si B juga pakai kacamata. Wah, tambah kepengen dia.

Ya sudahlah, akhirnya saya belikan dia kacamata kosongan, yang murahan aja, saya pikir toh kepinginnya cuma kepingin anak anak, yang sebentar sudah hilang. Dia minta ijin dipakai kesekolah. Saya bilang, boleh, tapi tapi hanya sesekali dan kalau Mam tanya apa kacamatanya beneran atau mainan, harus jujur bilang bahwa itu hanya mainan. Cinta setuju.

Nah, masalah mulai dari sini. Rupanya, tanpa tanya dulu langsung Cinta didudukkan sebangku dengan B di bagian depan kelas. Si L sudah punya pasangan duduk sendiri, cowok berkacamata juga. Rupanya duduk sebangku dengan B merupakan hari hari penuh keributan bagi Cinta.

Sejak hari pertama sampai sekarang, B suka maksa minta bekalnya Cinta. Kalau tidak dikasih, B mengancam 'aku ndak mau jadi temenmu'. Nah, karena si genduk cilik ini suka berteman, akhirnya dikasih. Tapi kalau ngambil bekalnya, si B suka lebih banyak dari yang dimakan oleh Cinta sendiri. Sampai kadang Cinta kekurangan.Anehnya juga, menurut Cinta, bekal yang diminta oleh B itu tidak dimakan loh. Tapi dimasukkan kedalam tepak makannya. Nggak jelas dibuat apa.

Besoknya B mulai melebarkan kekuasaan....kali ini Cinta disuruh mengikatkan tali sepatunya yang terlepas. Cinta, dengan lugunya mau aja. Sampai rumah cerita ke saya dan bapaknya. Kami nasehatin, lain kali jangan mau. Itu namanya memanfaatkan kebaikan teman.
Lain hari lagi, habis olah raga Cinta disuruh pasang kaus kakinya. Lhaaa.....ya jelas nggak mau toh si Cindil, secara dia tahu kaus kaki termasuk barang pribadi yang tidak boleh dipegang orang lain, seperti halnya celana dalam dan kaus dalam. Diancam, dia jawab 'Nggak jadi temenmu loh, nggak papa. Emangnya kamu nggak bisa pasang sendiri?" Hmm..good girl....Jawaban B, "aku nggak bisa, soalnya setiap hari aku dipasangin sama susterku".

Cinta sampai pernah dimusuhin salah satu temannya. Setiap ketemu temennya ini melotot ke Cinta. Cinta balas melotot sambil tanya 'Apa??'. Temennya jawab "Kamu nakal !". Waktu cerita ke bapaknya, Cinta disuruh mengingat ingat pernah berbuat apa ke temennya itu. Akhirnya dia ingat, beberapa hari yang lalu waktu sedang mengerjakan tugas kelompok, B mendorong tangan Cinta dengan sengaja sehingga mencoret buku temannya itu. Tapi si B 'bertanggung jawab' (asli bahasanya Cinta nih) dengan menghapus coretan dibuku itu sambil ketawa ketawa. Rupanya temannya itu tetap menganggap Cinta yang salah.

Bapaknya menasehati, Cinta harus datang dan minta maaf kepada teman yang bukunya dicoret itu. Cinta nurut, habis minta maaf, mereka baikan lagi dan nggak pelotot-pelototan lagi.

Besok besok, ceritanya ganti. Pulang sekolah, hampir nangis bilang kalau kacamatanya jadi longgar karena ditarik dengan paksa oleh B yang mau pinjam tapi tidak diijinkan. Alasan Cinta 'kacamata tidak boleh saling pinjam, bisa menular'...hihih...memang ini pernah saya ajarkan kepadanya waktu dia pengen coba kacamata minus saya. Rupanya, kacamata murahnya itu sangat berarti bagi dia, jadi kalau sampai rusak sedikit saja hatinya sedih. Setelah dibetulkan oleh bapaknya, Cinta tenang lagi.

Suatu hari, karena lapar, Cinta jajan bakso (cuma beli 1 biji pentolnya aja seharga Rp 1,000) di kantin sekolah. B ikut ikutan pengen jajan, minta uang ke Cinta Rp 5,000 buat beli nasi goreng. Eh, dikasih sama Cinta. Tapi sampai rumah ngomel sambil memelas, katanya "Niek aja jajannya cuma Rp 1000 kok dia mintanya Rp 5000 ya Mam". Sebenarnya saya pikir, it's OKlah, ngejajanin temen sesekali, tapi kok caranya gini ya. Bukan karena Cinta mau ngejajanin tapi B yang minta.

Saya ajari Cinta menegur B dengan bilang "nanti kalau kamu nakal, Papaku bilang sama Papamu loh". Eh, B njawab "Bilang aja, Papaku loh lebih galak dari Papamu" Lah?? Papa galak kok malah nekad..hahaha...dasar anak anak...

Trus waktu B ingin pinjam rautan Cinta (rupanya rautan ini selalu bawa masalah), dia buang isi rautan itu ke lantai trus B berteriak ke mam Lilin "Mam, Cinta buang sampah di lantai". Untungnya mam Lilin hanya melirik, mungkin melihat expresi marah di wajah Cinta yang tidak terima difitnah. BTW, karena hal ini Cinta jadi tahu arti 'fitnah' :D

Nah,dua hari yang lalu ada hal yang paling mengesalkan buat Cinta adalah waktu pensil berwarnanya ketinggalan di meja dan Cinta sibuk mengembalikan perlengkapan gambar ke locker, si B tanpa ijin mengambil rautan Cinta dari tas dan meraut pensil berwarna itu sampai habis, bener bener habis. Tujuannya, B ingin mendapatkan bekas rautan pensil yang mlungker mlungker itu. Jadi setiap sudah runcing, dipatahin lagi, trus diraut lagi sampai bekas rautannya banyak banget. Waktu Cinta lihat, B ditegur "Emoh loooo, itu kan punyaku" (hihih....lucu juga cara Cinta  negur, pakai kata 'Emoh' bukannya "jangan"). B cuma ketawa ketawa. Pengen ketawa juga waktu Cinta cerita dengan wajah marah dan alis berkerut. Expresi marah tetap ada walaupun sudah bercerita untuk kesekian kalinya. Last straw on the camel's back nih - jerami terakhir yang membuat punggung onta patah.

Dan kami orangtuanya berpikir, kayaknya memang nggak sehat nih kalau diterus teruskan. Kami tahu, anak anak memang tidak selalu bersikap manis, kadang bertengkar, nggak lama akur lagi,sama saja dengan Cinta dan B. Tapi kalau setiap hari ada kejadian yang bikin Cinta kesal, pulang sekolah dengan cerita tentang B, kami rasa hal terbaik adalah memisahkan duduk mereka.

Sampai kemarin siang saya masih belum tau, kenapa Cinta dan B selalu didudukkan di meja yang sama padahal yang lain dirotasi. Korek korek informasi, rupanya, di sekolah Cinta selalu memakai kacamatanya !. Sehingga mam Lilin pikir Cinta bermasalah beneran dengan mata. Dan karena sekelas hanya 4 anak yang berkacamata, maka dibuatlah mereka berpasang pasangan. Si L sudah punya pasangan duduk sendiri dan mereka tidak bermasalah. Cinta duduk bersama B ini.

Oalaaaah....

Butuh waktu agak lama untuk membuat Cinta mengerti dan menerima alasan kenapa dia seharusnya tidak memakai kacamata di kelas dan apa hubungannya dengan selalu disandingkan dengan B. Dia nggak bisa ngerti kenapa nggak duduk bersama L atau H, teman sebangku L yang juga berkelakuan manis, walaupun cowok.

Akhirnya saya beri dia dua pilihan. Mau duduk dan ribut selamanya dengan B, atau mau pindah duduk. Kalau mau pindah, bilang sama Mam dan berhenti pakai kacamata di kelas. Cinta memilih yang kedua. Jadi saya minta dia bicara dengan mam Lilin.

Hari Rabu waktu istirahat, Cinta mendatangi mam Lilin. Katanya "Mam, boleh nggak Cinta minta duduknya dipindah?". "Kenapa?" tanya Mam. "Cinta sudah nggak tahan duduk sama B, Mam". Eh, dengan mudahnya, tanpa tanya lebih lanjut, mam Lilin mengatur agar Cinta duduk sebangku dengan L, idolanya. Dan si H duduk bersama B. H yang protes, kenapa duduknya dipindah. Mam bilang 'Itu loh, si B nggangguin Cinta terus". Hihih....mungkin mam juga memperhatikan kelakuan gadis gadis kecil ini setiap harinya. Betapa senang hari Cinta dan leganya hati kami.

Waktu pulang sekolah, lansung dia telpon saya dan bilang "Mamie, ada good news !. Mulai hari ini Niek duduknya dipisah dan sekarang duduk sama L. Berarti sudah boleh pakai kacamata lagi ya?". Saya bilang "No ! Nggak usah kacamata kacamataan....kalau mau pake kacamata kalau lagi jalan jalan sama Mamie aja" :D

Terimakasih Tuhan, Kau mudahkan jalan anak saya. Semoga pengalaman ini bisa membuat Cinta makin bisa bersosialisasi.

Monday, 12 July 2010

Hari pertama di SD


Hari ini, hari pertama Cinta di SD Petra 13 yang letaknya bersebelahan dengan TKnya dulu.

Dari semalam kami sudah mempersiapkan isi tas dan seragam lengkap. Sudah merancang sarapan dan bekalnya juga.

Karena takut terlambat, tidur saya sangat tidak tenang. Jam 5 kurang sudah bangun, siap siap, nyiapin bekal sekolahnya juga. Menjerang air panas, walaupun sudah beberapa minggu ini Cinta tidak mau mandi pakai air hangat lagi, tapi saya kuatir kalau tiba tiba dia ganti pikiran pada last minutes :)

Saya mandi paling awal, karena rencananya saya mau mengantar dia sampai di kelas. Setelah itu bapaknya. Terakhir Cinta....dibangunin setengah enam, gampang banget...mungkin dia juga ingin segera merasakan dunia baru.

Mandi dengan air dingin. Sarapan roti, walaupun cuma sedikit (biasanya nggak mau sarapan sama sekali) dan sebotol susu.

Dandan. Cinta berkali kali bilang 'Ayo cepat, Mam, ntar lambat'.... hihih...tumben banget dia yang ngomong gini, biasanya Mamienya yang cerewet nyuruh dia cepet cepet. Berangkat jam 6:35, sampai sekolah ternyata kelasnya sudah penuh. Bangku yang kosong hanya di bagian belakang. Ya sudah, nggak papa...

Di sebelahnya Beatrice, teman waktu di playgroup Join dulu. Saya senang karena di kelas ini banyak teman teman lamanya Cinta, jadi dia tidak akan merasa sendirian.




Walaupun kelihatan tenang, saya tahu anak ini pasti memendam kekuatiran juga...namanya juga hal baru. Saya masuk kantor atau lingkungan barupun pasti merasa kuatir. Tapi sepertinya kekuatirannya tidak terbukti. Gurunya, mam Lilin, baik dan sabar.

Hari pertama hanya diajak orientasi kesekolah, naik sampai ke lantai 3 lalu diberi pelajaran (entah apa) tanpa buku...begitu ceritanya tadi di telpon sepulang sekolah. Saya tanya senang nggak...katanya senang. Tapi tadi dicubit teman barunya, cowok, 3 kali, gara gara diajak bergandengan tangan terus sepanjang acara keliling sekolah, Cinta nggak mau...alasannya tangannya sumuk..hehehe...anak anakkkk.....biarlah mereka belajar menyelesaikan masalahnya sendiri.



Mudah mudahan rajin bangun paginya bukan hanya hari ini...dan mudah mudahan tidak ada masalah besar yang membuat dia ogah sekolah....


Friday, 11 June 2010

She performs well....




Tidak terasa minggu ini terakhir Cinta di TK. Bulan depan dia sudah masuk SD.

Adalah kebiasaan di TK tempat dia sekolah, di akhir masa TK, anak anak TK B mengadakan pagelaran yang ditonton oleh seluruh orang tua. Semacam malam persembahan gitulah. Tiap murid berpartisipasi. Ada yang ikut menyanyi, menari, tamborin, dan lain lain.

Cinta sendiri terpilih sebagai penari ballet bersama 7 orang teman temannya.

Selama beberapa bulan terakhir mereka rutin berlatih di sekolahnya dan pelatihnya adalah Mam Herta, guru merangkap BP. Cinta enjoy sekali. Dia yang tidak punya background ballet awalnya malu mempraktekkan apa yang sudah diajarkan dalam latihan. Jadi kalau di rumah suruh nari ballet nggak mau. Kami selalu bilang, nggak perlu malu, justru harus berani karena nanti waktu pagelaran yang nonton jauh lebih banyak.

Lama lama Cinta mau juga latihan di rumah sambil kami tonton. Kami rekamkan lagu Somewhere Out there yang dipakai dalam tarian balletnya, jadi dia tambah semangat. Dalam setiap kesempatan pasti latihan. Ikut saya belanja di Giant, di lorong yang sepi juga pasti nari...

 

Akhirnya, tanggal 8 Juni 2010 pukul 17:00 pagelaran dilakukan. Dengan menggunakan baju balet warna biru, tutu dan stocking  warna putih, rambut digelung, make up tipis ke delapan gadis kecil ini  berkumpul di Auditorium Petra 1. Karena tidak boleh terlambat, kami sudah sampai di tempat pukul 16:00. Tapi Cinta dan grup balletnya baru kebagian tampil sekitar pukul 18:30. Ngantuk, lapar, cape pasti...tapi pada saat tampil, mereka benar benar prima....untuk ukuran anak kecil.


Sambil nunggu giliran tampil, untuk membunuh rasa bosan, little girls ini mencari kesibukan dengan bermain tepuk irama...




Bosan main, bengong lagi.....perut mulai terasa perih dan bunyi kruwek kruwek, pengen cepat pulang karena kangen sama Gepeng dan Snoopy boneka bonekanya yang ditinggal di dalam mobil, katanya.....kasihaaaann... :D



Lepas pagelaran,dalam perjalanan pulang Cinta masih minta beli McD, tapi setelah beli di drive through, nggak sempat makan karena langsung tertidur di mobil dan terus bablas sampai pagi...untungnya sebelumnya sempat maem bekal mie goreng yang dimakan dengan sangat lahap.

Hari Kamis ambil raport....hari hari terakhir berseragam putih biru..photo dulu di kelas...



Ah.....dia tumbuh dengan sangat cepat...semoga Tuhan selalu menyertai langkahnya,memegang tangannya di masa masa  yang sulit serta menunjukkan jalan keluar bagi masalah masalahnya...dan tetap menjadikannya anak yang manis...I love you, Dear..

Thursday, 20 May 2010

Cinta dan Fondant...



Sejak ikut aku latbar Foodmonster kapan hari, Cinta nggak mau berhenti main fondant. Setiap ada kesempatan, terutama selama liburan 3 hari kemarin, pasti minta meja kecil, buku dan peralatan fondant saya.

Dia mencontoh kreasi kreasi di buku fondant, tentunya yang sederhana saja...dan ini hasilnya, diambil dari buku Fondantnya mbak Ani Heru. Dia juga membuat bayi, dot, kempong, sisir dan lain lain masih dari buku yang sama, cuma belum kepotret, baterai kamera sudah terlanjur habis :D



nggak tau kelinci, nggak tau kucing :)




Pianica...


Kalau yang di bawah ini kreasinya sendiri, setelah melihat mbak Raras mengajari kami bikin figurine waktu Latbar. Ceritanya seorang wanita sedang menelpon, duduk di kursi, disebelah meja telpon. Meja telponnya itu yang membuat aku agak kagum, karena detail banget, ada pintu dan pegangannya, dibagian bawah ada laci dan ada pegangannya pula...Not bad, uh?


Monday, 10 May 2010

Mainan anakku sederhana sekali...


Sudah beberapa minggu ini Cinta mendambakan boneka Barbie yang banyak sendinya,di pergelangan tangan, siku, lutut dan tumit. Sebenarnya harganya nggak terlalu mahal, compared dengan cantiknya (bahkan Mamienya juga naksir) tapi Baba tidak meluluskan permintaannya. Alasannya, pertama, Barbie Cinta sudah banyak, yang sering dibuat main sudah lebih dari 10, baik yang asli maupun yang aspal, sedangkan yang masih saya simpan ada 3 lagi. Dan dari semua itu, tidak ada satupun yang benar benar dia mainkan sampai lama. Bahkan seringnya diberi kuteks di bibir, tangan dan kakinya. Ada Barbie Repunzel yang aslinya rambutnya panjang sampai kaki, dibabat habis oleh si Genduk Cilik ini.

Awalnya saya tidak tahu alasan Cinta memotong habis rambut si Rapunzel. Waktu saya lihat rambutnya sudah pendek dan tanya alasannya, Cinta cuma bilang 'Dia sedang dihukum, Mam'. Haaa ?? Dihukum oleh siapa? Ibu tiri, katanya. Masih nggak nyantol juga ini Maknya. Beberapa waktu yang lalu saya ikutan dia nonton dvd Rapunzel...baru mudeng. Rupanya si putri Rapunzel dalam film itu memang rambutnya dipotong habis oleh sang ibu tiri gara gara kencan dengan pangeran. Rapunzel disekap di menara yang tinggi. Pangeran pengen ketemu tapi nggak bisa naik, naaaaaaah, rambut Rapunzel dilempar ke bawah, trus pangeran manjat. Suatu saat ibu tiri tahu, murkalah dia..lalu rambut panjang Rapunzelpun ditebas jadi sebahu aja. Rupanya anakku ini terlalu mendalami cerita film :D

Alasan lain Baba tidak setuju Cinta beli mainan yang harganya berbunyi 'Tus' adalah, karena Cinta sebenarnya lebih menikmati mainan yang murahan dan awur awuran. Dia suka main botol botol bekas, keyboard rusah, telephone yang sudah rusak, sepatu dan baju baju bekasnya yang sudah kekecilan untuk dipakaikan keboneka bonekanya, memasang jepitnya pada boneka...dan mainan mainan seperti itu justru membuat dia kreatif dan awet main.

Minggu lalu, dia ikut saya ke toko bahan kue dan ngotot minta dibelikan sumba (pewarna). Milih sendiri warnanya kuning dan ungu. Dan dia sudah merancang hari Minggu mau main 'pasaran'. OK, saya belikan...trus beneran, bangun tidur hari Minggu langsung nagih, minta nasi sisa semalam dan air.

Saya tanya untuk apa, dia bilang untuk jualan nasi kuning dan juice anggur. Ealah.... Yo wis, saya gelarkan koran di teras, biar nggak sumuk dan kalau kotor nggak repot membersihkannya. Lalu minta daun untuk bungkus. Kebetulan di rumah kok nggak ada daun yang lebar...jadi pakai daun jambu air dan daun sirih sirihan saja. Minta tusuk gigi. Sendok, baskom untuk mengaduk nasi dan baskom untuk cuci tangan dan botol bekas.

Sementara saya sibuk di dapur bikin pesanan kue, dia sibuk meracik sendiri. Sebentar sebentar saya tengok, asyik sekali mainnya.


 



 Ini nasi kuningnya:


dan ini juice anggurnya :



Setelah jadi, dibawa ke Babanya, sambil bilang 'Bon Apetite'...Babanya ketawa ngakak melihat hasil kerja Genduk Cilik...dan Babanya bilang 'bener kan, Niek tuh nggak perlu mainan yang mahal mahal'. Eh, kata Cinta : tetep perlu ! Niek mau Barbie yang 'itu'. hayaaaaahhhhhhhhh......inget lagi !!! :D

Wednesday, 21 April 2010

Anak nakal itu bernama Siti Hamida :(




Siti Hamida, pembantu kami 4 bulan terakhir, adalah anak yang benar benar nakal. Berusia 16 tahun, lulusan SD, piatu dan sudah disia siakan oleh ayah tirinya. Berasal dari Pare.

Kami mendapatkan Siti lewat pembantu tetangga Nancy yang merupakan teman bibi Siti. Karena kami bisa mempercayai sang perantara, kami menerima Siti bekerja. Dari mulai datang Siti sudah menunjukkan perangai yang kurang baik. Setiap malam, tidak peduli kami repot atau tidak, dia masuk kamar jam 9 tepat. Setelah itu tidak langsung tidur, tapi bertelephone sampai larut dengan teman temannya menggunakan handphone pribadinya. Siang hari tidur sampai puas. Bangun pagi, kalau tidak dibangunkan, kadang bablas sampai jam 6 pagi. Kalau diberi pekerjaan tidak pernah selesai dengan benar. Kalau menemani Cinta main, selalu membuat si Genduk Cilik kesal dan marah marah karena ketidak pedulian dan kemalasannya. Pokoknya sungguh di bawah standard. Tapi saya kasihan dan tidak tega untuk memberhentikannya, karena saya pikir background masa kecilnya yang menyebabkan dia begitu. Dan, saya pikir yang penting dia jujur.

Kami malah menasehati Cinta untuk tidak marah marah terus, kami kuatir Siti nekad dan melukainya. Karena kondisi ini, kami tidak pernah meninggalkan Cinta hanya berdua dengan Siti di rumah.

Sampai pada awal April lalu saya membayar tagihan telephone rumah dan mendapati kenaikan biaya yang cukup tinggi. Waktu di print, muncullah nomor nomor handphone yang ditelephone dari telephone rumah kami, total berjumlah Rp 571,000 sebagian besar ke Bali, ada juga yang ke Lampung. Tidak ada orang lain di rumah kami yang punya hubungan dengan orang Bali kecuali Siti, yang punya pacar di sana.

Waktu saya panggil untuk konfirmasi dia mungkir. Saya bongkar kamarnya, dan menemukan banyak barang barang Cinta di dalam laci lemarinya. Ada tutup handphone, gelang, bando, tas dan masih banyak lagi. Saya minta Siti membereskan barang barangnya dan keluar dari rumah saat itu juga. Saya masih bisa menerima pembantu yang bodoh, tapi kalau pembantu tidak jujur dan suka mencuri, saya tidak bisa mentolerir. Saya tahan gaji dan handphonenya karena saya tidak mau membayar tagihan telephone yang tidak saya pakai.  Kalau telephone itu untuk emergency saya rela. Tapi dia pakai untuk ber hohohehe dengan teman temannya. Bahkan ada 1 telephone yang habisnya Rp 129,000 karena telephone ke handphone di Bali selama 1 jam. Rupanya Siti mempergunakan kesempatan waktu Cinta & Babanya pergi menjemput saya dari kantor di sore hari. Saya belum tahu tagihan bulan April selama 10 hari dia masih di rumah kami, dan saya bilang, pada akhir bulan April, waktu tagihan telephone keluar, saya akan kalkulasi, kalau uang dia sisa pasti saya kembalikan. Saya tidak mau mengambil hak orang lain dengan semena mena.Saya beri uang Rp 50,000 untuk naik becak ke rumah bibinya yang memang tidak jauh dari perumahan kami.

Besok malamnya, bibi Siti datang bersama Siti untuk meminta pertanggung jawaban saya, karena kata Siti saya menghutang uangnya sebesar Rp 1,300,000 dan menahan handphonenya. Untung si bibi bisa diajak bicara baik baik. Saya ceritakan semuanya. Waktu saya katakan bahwa Siti juga berniat mencuri, sang bibi kaget. Dia tidak menyangka keponakan suka mencuri. Entah bagaimana akhirnya Siti tidak tinggal bersama bibinya setelah keluar dari rumah kami. Kabar terakhir dia bekerja di sekitar perumahan kami juga.

Nah, tadi malam kami mendapat kejutan yang luar biasa. Waktu saya dan Cinta merencanakan untuk memindahkan isi celengan Barbienya ke bank, kami baru sadar bahwa ujung celengan tersebut sudah dicungkil dengan menggunakan obeng. Tidak terlalu kentara, tapi cukup untuk meloloskan uang yang setiap kali dimasukkan selalu dilipat kecil kecil oleh Cinta.




Pfuihhhhhhh.........saya langsung lemas. Ketika kami buka dan menghitung yang yang tersisa, tambah lemas lagi....kalau dihitung, sekitar Rp 2 juta lebih uang di dalam celengan tersebut musnah. Bahkan ada 2 lembar uang yang robek, pasti karena gagal ditarik melalui lubang itu.




Sampai saat ini kami masih belum nemu cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini. Harus iklaskah? Harus melaporkan Siti ke polisi? Harus bagaimana ? Kami tidak berani gegabah, biarlah hari hari ini Tuhan yang akan menunjukkan kami jalan, kami juga kuatir kalau melakukan kesalahan dengan bertindak sendiri.

Siti...Siti...benar benar kamu anak yang nakal !!!

Terjebak macet di Porong...


Hari Minggu 18 April 2010, setelah sempat tertunda selama beberapa minggu, kami berangkat ke Probolinggo untuk menengok Eyang yang masih belum sembuh dari strokenya. Berangkatnya pagi pagi banget untuk menghindari macet di Porong.

Selama di Probolinggo, hujan turun terus. Kami sih merasa nyaman karena tidak kepanasan. Cinta main sepuasnya dengan mas Anggi & mas Rimba. Baba ke rumah om 'Nduk, temannya. Dan Mamie masak masakan dengan Bude Bunda.

Menjelang sore, kami mendapat kabar bahwa Porong banjir. Gubrak !! Rupanya seharian tadi hujannya rata. Dan Porong, yang menurut berita mengeluarkan semburan gas (lagi) tidak sanggup mengalirkan air hujan yang sangat deras sehingga banjir sampai setinggi 1 meter ! Haiyah...nggak banjir saja macetnya ampun ampunan, apalagi banjir.

Tapi mau tak mau, kami harus pulang hari itu juga karena hari Senin Cinta ada lomba membaca di sekolah dalam rangka hari Kartini.

Kami meninggalkan Probolinggo pukul 6:30 malam. Tidak sampai 30 menit, Cinta sudah tertidur di bangku belakang. Tidurnya nyenyak sekali. Keluar dari Pasuruan, sudah terasa padatnya lalu lintas. Masuk Porong..hmmm...bener bener mengerikan. Kami terjebak macet selama 2 jam lebih. Mobil  hanya bergerak 1 meter setiap 10 menit. Nggak ada pilihan lain, tidak mungkin memutar mencari jalan alternatif, karena dari berita di radio yang terus kami pantau, jalur alternatif juga macet total karena rusak. Ya sudah, tabahkan hati. Lolos dari Porong, yang waktu kami lewat banjirnya sudah agak surut, kami pilih lewat tol Sidoarjo, biarpun lebih jauh daripada lewat tol Surabaya, tapi jalannya lengang. Untung selama macet, bahkan sampai rumah Cinta tetap nyenyak dengan bantal, guling, boneka Snoopy dan berselimut tebal, sehingga tidak gelisah seperti biasanya kalau kami terkena macet di jalan.

Kami sampai rumah baru jam 1 pagi. Baba sudah benar benar penat, menahan kantuk sampai kelopak matanya kram :(

Kalau ingat pengalaman itu, rasanya kok sampai lama kami baru akan ke Probolinggo lagi....

Les berenang



Cinta sangat suka main air dan berenang. Sejak kecil dia sudah ingin ikut les renang, dan kami sangat mendukung. Sayangnya, tempat les renang yang paling dekat dengan rumah kami mensyaratkan umur 5 tahun keatas bagi calon muridnya.



Minggu lalu, waktu mama Cheryl mendaftarkan Cheryl les, beliau menawari kami, apa Cinta mau didaftarkan sekalian. Kami setuju. Waktu saya sampaikan ke Cinta, dia kegirangan sekali. Hari hari hanya membicarakan soal renang. Kami wanti wanti agar Cinta nurut apapun yang dikatakan gurunya. Jangan main air sendiri tanpa pengawasan guru dan jangan takut takut. Cinta mengerti dan mentaatinya.

Maka pada hari Jumat 15 April 2010 kemarin, sepulang sekolah, Cinta dan Cheryl langsung mulai les berenangnya. Sementara masih pakai pelampung di tangan.


Pertama diberi teori dan latihan kaki. Kemudian mulai meluncur.





Tidak kami duga ternyata baru pertama kali les, Cinta sudah berhasil meluncur dengan baik. Beberapa kali diulang makin sempurna. Les selama 1 jam berlalu cepat, waktunya selesai, Cinta masih mau renang lagi...padahal tangannya sudah keriput semua :)

waktu istirahat, sempat sempatnya make friends dengan sesama krucil


Segi positif lainnya, begitu selesai les renang, maemnya Cinta buanyaaaaaaak banget...waktu diambilkan nasi oleh mbak Yanti, dia protes, nasinya kurang..hehehe....

Hari Sabtunya, saya menemani dia les. Dan hari kedua ini Cinta sudah mulai belajar gaya katak. Sampai di rumah, setiap ada kesempatan (terutama di atas ranjang)  Cinta mempraktekkan gaya berenangnya...dan sungguh tidak sabar menanti hari Jumat untuk les lagi....ahh....senangnya kalau dia bisa menikmati pelajarannya.

Monday, 5 April 2010

Ulang tahun Juanda di Club House PCI


Hari Minggu 4 April 2010 Cinta menghadiri ulang tahun Juanda, teman sekelasnya di Club House Pondok Chandra.

Undangan sudah dibagikan hari Kamis sebelum libur Jumat Agung. Cinta excited sekali, karena diundangan disebutkan supaya anak anak membawa baju renang. Dia sudah membayangkan senangnya main air di sana. Setiap bangun tidur selama weekend Cinta tanya terus ini hari apa, jangan lupa hari Minggu Juanda ulang tahun. Halahhh... :D

Minggupun datang. Menjelang siang langit mendung. Saya bilang ke Cinta yang sedang pilek, mending datang ke pestanya aja tapi nggak usah ikutan renang, kuatir nanti pileknya tambah parah karena kalau mendung gini air kolam renang jadi tambah dingin. Eh, dia nggak mau. Yo wis...



Jam 13:00 acara dimulai. Awalnya di dalam ruangan dulu. Ada games dan bagi bagi hadiah kecil. Setelah itu anak anak diminta untuk ganti baju renang dan menuju kolam renang.


Di dalam kolam untuk anak anak ada games lain.

  


Cinta ikutan gamesnya sebentar tapi terus jalan sendiri dengan Cherryl sahabatnya. Rupanya main air lebih menarik buat mereka berdua.




Cape main air, maem kentang goreng dulu.... Lapar nggak lapar, pokoknya kalau berenang di Club House PCI Cinta merasa wajib makan kentang goreng ini. Kalau dirumah dibuatin sendiri kurang suka, katanya rasanya beda sama yang di Club :(



Habis maem, masuk air lagi tapi kali ini Cinta maunya di whirl pool saja, mungkin karena badannya agak lemas karena flu.


Jam 16:00 kami pulang (walaupun Cinta sebenarnya masih mau main terus). Di mobil sudah liyer liyer ngantuk dan cape....tapi begitu sampai rumah seger lagi... Sampai rumah mandi, maem, main, maem lagi...tidur. Puji Tuhan pileknya nggak tambah parah...malah berkurang...