Hari Minggu 18 April 2010, setelah sempat tertunda selama beberapa minggu, kami berangkat ke Probolinggo untuk menengok Eyang yang masih belum sembuh dari strokenya. Berangkatnya pagi pagi banget untuk menghindari macet di Porong.
Selama di Probolinggo, hujan turun terus. Kami sih merasa nyaman karena tidak kepanasan. Cinta main sepuasnya dengan mas Anggi & mas Rimba. Baba ke rumah om 'Nduk, temannya. Dan Mamie masak masakan dengan Bude Bunda.
Menjelang sore, kami mendapat kabar bahwa Porong banjir. Gubrak !! Rupanya seharian tadi hujannya rata. Dan Porong, yang menurut berita mengeluarkan semburan gas (lagi) tidak sanggup mengalirkan air hujan yang sangat deras sehingga banjir sampai setinggi 1 meter ! Haiyah...nggak banjir saja macetnya ampun ampunan, apalagi banjir.
Tapi mau tak mau, kami harus pulang hari itu juga karena hari Senin Cinta ada lomba membaca di sekolah dalam rangka hari Kartini.
Kami meninggalkan Probolinggo pukul 6:30 malam. Tidak sampai 30 menit, Cinta sudah tertidur di bangku belakang. Tidurnya nyenyak sekali. Keluar dari Pasuruan, sudah terasa padatnya lalu lintas. Masuk Porong..hmmm...bener bener mengerikan. Kami terjebak macet selama 2 jam lebih. Mobil hanya bergerak 1 meter setiap 10 menit. Nggak ada pilihan lain, tidak mungkin memutar mencari jalan alternatif, karena dari berita di radio yang terus kami pantau, jalur alternatif juga macet total karena rusak. Ya sudah, tabahkan hati. Lolos dari Porong, yang waktu kami lewat banjirnya sudah agak surut, kami pilih lewat tol Sidoarjo, biarpun lebih jauh daripada lewat tol Surabaya, tapi jalannya lengang. Untung selama macet, bahkan sampai rumah Cinta tetap nyenyak dengan bantal, guling, boneka Snoopy dan berselimut tebal, sehingga tidak gelisah seperti biasanya kalau kami terkena macet di jalan.
Kami sampai rumah baru jam 1 pagi. Baba sudah benar benar penat, menahan kantuk sampai kelopak matanya kram :(
Kalau ingat pengalaman itu, rasanya kok sampai lama kami baru akan ke Probolinggo lagi....
No comments:
Post a Comment