Pages

Wednesday, 21 April 2010

Anak nakal itu bernama Siti Hamida :(




Siti Hamida, pembantu kami 4 bulan terakhir, adalah anak yang benar benar nakal. Berusia 16 tahun, lulusan SD, piatu dan sudah disia siakan oleh ayah tirinya. Berasal dari Pare.

Kami mendapatkan Siti lewat pembantu tetangga Nancy yang merupakan teman bibi Siti. Karena kami bisa mempercayai sang perantara, kami menerima Siti bekerja. Dari mulai datang Siti sudah menunjukkan perangai yang kurang baik. Setiap malam, tidak peduli kami repot atau tidak, dia masuk kamar jam 9 tepat. Setelah itu tidak langsung tidur, tapi bertelephone sampai larut dengan teman temannya menggunakan handphone pribadinya. Siang hari tidur sampai puas. Bangun pagi, kalau tidak dibangunkan, kadang bablas sampai jam 6 pagi. Kalau diberi pekerjaan tidak pernah selesai dengan benar. Kalau menemani Cinta main, selalu membuat si Genduk Cilik kesal dan marah marah karena ketidak pedulian dan kemalasannya. Pokoknya sungguh di bawah standard. Tapi saya kasihan dan tidak tega untuk memberhentikannya, karena saya pikir background masa kecilnya yang menyebabkan dia begitu. Dan, saya pikir yang penting dia jujur.

Kami malah menasehati Cinta untuk tidak marah marah terus, kami kuatir Siti nekad dan melukainya. Karena kondisi ini, kami tidak pernah meninggalkan Cinta hanya berdua dengan Siti di rumah.

Sampai pada awal April lalu saya membayar tagihan telephone rumah dan mendapati kenaikan biaya yang cukup tinggi. Waktu di print, muncullah nomor nomor handphone yang ditelephone dari telephone rumah kami, total berjumlah Rp 571,000 sebagian besar ke Bali, ada juga yang ke Lampung. Tidak ada orang lain di rumah kami yang punya hubungan dengan orang Bali kecuali Siti, yang punya pacar di sana.

Waktu saya panggil untuk konfirmasi dia mungkir. Saya bongkar kamarnya, dan menemukan banyak barang barang Cinta di dalam laci lemarinya. Ada tutup handphone, gelang, bando, tas dan masih banyak lagi. Saya minta Siti membereskan barang barangnya dan keluar dari rumah saat itu juga. Saya masih bisa menerima pembantu yang bodoh, tapi kalau pembantu tidak jujur dan suka mencuri, saya tidak bisa mentolerir. Saya tahan gaji dan handphonenya karena saya tidak mau membayar tagihan telephone yang tidak saya pakai.  Kalau telephone itu untuk emergency saya rela. Tapi dia pakai untuk ber hohohehe dengan teman temannya. Bahkan ada 1 telephone yang habisnya Rp 129,000 karena telephone ke handphone di Bali selama 1 jam. Rupanya Siti mempergunakan kesempatan waktu Cinta & Babanya pergi menjemput saya dari kantor di sore hari. Saya belum tahu tagihan bulan April selama 10 hari dia masih di rumah kami, dan saya bilang, pada akhir bulan April, waktu tagihan telephone keluar, saya akan kalkulasi, kalau uang dia sisa pasti saya kembalikan. Saya tidak mau mengambil hak orang lain dengan semena mena.Saya beri uang Rp 50,000 untuk naik becak ke rumah bibinya yang memang tidak jauh dari perumahan kami.

Besok malamnya, bibi Siti datang bersama Siti untuk meminta pertanggung jawaban saya, karena kata Siti saya menghutang uangnya sebesar Rp 1,300,000 dan menahan handphonenya. Untung si bibi bisa diajak bicara baik baik. Saya ceritakan semuanya. Waktu saya katakan bahwa Siti juga berniat mencuri, sang bibi kaget. Dia tidak menyangka keponakan suka mencuri. Entah bagaimana akhirnya Siti tidak tinggal bersama bibinya setelah keluar dari rumah kami. Kabar terakhir dia bekerja di sekitar perumahan kami juga.

Nah, tadi malam kami mendapat kejutan yang luar biasa. Waktu saya dan Cinta merencanakan untuk memindahkan isi celengan Barbienya ke bank, kami baru sadar bahwa ujung celengan tersebut sudah dicungkil dengan menggunakan obeng. Tidak terlalu kentara, tapi cukup untuk meloloskan uang yang setiap kali dimasukkan selalu dilipat kecil kecil oleh Cinta.




Pfuihhhhhhh.........saya langsung lemas. Ketika kami buka dan menghitung yang yang tersisa, tambah lemas lagi....kalau dihitung, sekitar Rp 2 juta lebih uang di dalam celengan tersebut musnah. Bahkan ada 2 lembar uang yang robek, pasti karena gagal ditarik melalui lubang itu.




Sampai saat ini kami masih belum nemu cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini. Harus iklaskah? Harus melaporkan Siti ke polisi? Harus bagaimana ? Kami tidak berani gegabah, biarlah hari hari ini Tuhan yang akan menunjukkan kami jalan, kami juga kuatir kalau melakukan kesalahan dengan bertindak sendiri.

Siti...Siti...benar benar kamu anak yang nakal !!!

Terjebak macet di Porong...


Hari Minggu 18 April 2010, setelah sempat tertunda selama beberapa minggu, kami berangkat ke Probolinggo untuk menengok Eyang yang masih belum sembuh dari strokenya. Berangkatnya pagi pagi banget untuk menghindari macet di Porong.

Selama di Probolinggo, hujan turun terus. Kami sih merasa nyaman karena tidak kepanasan. Cinta main sepuasnya dengan mas Anggi & mas Rimba. Baba ke rumah om 'Nduk, temannya. Dan Mamie masak masakan dengan Bude Bunda.

Menjelang sore, kami mendapat kabar bahwa Porong banjir. Gubrak !! Rupanya seharian tadi hujannya rata. Dan Porong, yang menurut berita mengeluarkan semburan gas (lagi) tidak sanggup mengalirkan air hujan yang sangat deras sehingga banjir sampai setinggi 1 meter ! Haiyah...nggak banjir saja macetnya ampun ampunan, apalagi banjir.

Tapi mau tak mau, kami harus pulang hari itu juga karena hari Senin Cinta ada lomba membaca di sekolah dalam rangka hari Kartini.

Kami meninggalkan Probolinggo pukul 6:30 malam. Tidak sampai 30 menit, Cinta sudah tertidur di bangku belakang. Tidurnya nyenyak sekali. Keluar dari Pasuruan, sudah terasa padatnya lalu lintas. Masuk Porong..hmmm...bener bener mengerikan. Kami terjebak macet selama 2 jam lebih. Mobil  hanya bergerak 1 meter setiap 10 menit. Nggak ada pilihan lain, tidak mungkin memutar mencari jalan alternatif, karena dari berita di radio yang terus kami pantau, jalur alternatif juga macet total karena rusak. Ya sudah, tabahkan hati. Lolos dari Porong, yang waktu kami lewat banjirnya sudah agak surut, kami pilih lewat tol Sidoarjo, biarpun lebih jauh daripada lewat tol Surabaya, tapi jalannya lengang. Untung selama macet, bahkan sampai rumah Cinta tetap nyenyak dengan bantal, guling, boneka Snoopy dan berselimut tebal, sehingga tidak gelisah seperti biasanya kalau kami terkena macet di jalan.

Kami sampai rumah baru jam 1 pagi. Baba sudah benar benar penat, menahan kantuk sampai kelopak matanya kram :(

Kalau ingat pengalaman itu, rasanya kok sampai lama kami baru akan ke Probolinggo lagi....

Les berenang



Cinta sangat suka main air dan berenang. Sejak kecil dia sudah ingin ikut les renang, dan kami sangat mendukung. Sayangnya, tempat les renang yang paling dekat dengan rumah kami mensyaratkan umur 5 tahun keatas bagi calon muridnya.



Minggu lalu, waktu mama Cheryl mendaftarkan Cheryl les, beliau menawari kami, apa Cinta mau didaftarkan sekalian. Kami setuju. Waktu saya sampaikan ke Cinta, dia kegirangan sekali. Hari hari hanya membicarakan soal renang. Kami wanti wanti agar Cinta nurut apapun yang dikatakan gurunya. Jangan main air sendiri tanpa pengawasan guru dan jangan takut takut. Cinta mengerti dan mentaatinya.

Maka pada hari Jumat 15 April 2010 kemarin, sepulang sekolah, Cinta dan Cheryl langsung mulai les berenangnya. Sementara masih pakai pelampung di tangan.


Pertama diberi teori dan latihan kaki. Kemudian mulai meluncur.





Tidak kami duga ternyata baru pertama kali les, Cinta sudah berhasil meluncur dengan baik. Beberapa kali diulang makin sempurna. Les selama 1 jam berlalu cepat, waktunya selesai, Cinta masih mau renang lagi...padahal tangannya sudah keriput semua :)

waktu istirahat, sempat sempatnya make friends dengan sesama krucil


Segi positif lainnya, begitu selesai les renang, maemnya Cinta buanyaaaaaaak banget...waktu diambilkan nasi oleh mbak Yanti, dia protes, nasinya kurang..hehehe....

Hari Sabtunya, saya menemani dia les. Dan hari kedua ini Cinta sudah mulai belajar gaya katak. Sampai di rumah, setiap ada kesempatan (terutama di atas ranjang)  Cinta mempraktekkan gaya berenangnya...dan sungguh tidak sabar menanti hari Jumat untuk les lagi....ahh....senangnya kalau dia bisa menikmati pelajarannya.

Monday, 5 April 2010

Ulang tahun Juanda di Club House PCI


Hari Minggu 4 April 2010 Cinta menghadiri ulang tahun Juanda, teman sekelasnya di Club House Pondok Chandra.

Undangan sudah dibagikan hari Kamis sebelum libur Jumat Agung. Cinta excited sekali, karena diundangan disebutkan supaya anak anak membawa baju renang. Dia sudah membayangkan senangnya main air di sana. Setiap bangun tidur selama weekend Cinta tanya terus ini hari apa, jangan lupa hari Minggu Juanda ulang tahun. Halahhh... :D

Minggupun datang. Menjelang siang langit mendung. Saya bilang ke Cinta yang sedang pilek, mending datang ke pestanya aja tapi nggak usah ikutan renang, kuatir nanti pileknya tambah parah karena kalau mendung gini air kolam renang jadi tambah dingin. Eh, dia nggak mau. Yo wis...



Jam 13:00 acara dimulai. Awalnya di dalam ruangan dulu. Ada games dan bagi bagi hadiah kecil. Setelah itu anak anak diminta untuk ganti baju renang dan menuju kolam renang.


Di dalam kolam untuk anak anak ada games lain.

  


Cinta ikutan gamesnya sebentar tapi terus jalan sendiri dengan Cherryl sahabatnya. Rupanya main air lebih menarik buat mereka berdua.




Cape main air, maem kentang goreng dulu.... Lapar nggak lapar, pokoknya kalau berenang di Club House PCI Cinta merasa wajib makan kentang goreng ini. Kalau dirumah dibuatin sendiri kurang suka, katanya rasanya beda sama yang di Club :(



Habis maem, masuk air lagi tapi kali ini Cinta maunya di whirl pool saja, mungkin karena badannya agak lemas karena flu.


Jam 16:00 kami pulang (walaupun Cinta sebenarnya masih mau main terus). Di mobil sudah liyer liyer ngantuk dan cape....tapi begitu sampai rumah seger lagi... Sampai rumah mandi, maem, main, maem lagi...tidur. Puji Tuhan pileknya nggak tambah parah...malah berkurang...

Kalau lagi centil....


Suatu hari waktu kami ke Super Market, Cinta minta dibelikan stocking. Dia pilih sendiri yang warna hitam, yang ukuran dewasa, karena ukuran anak anak hanya ada warna merah dan dia kurang suka.

Sampai rumah, dicoba, ternyata panjang banget, sampai ke dada !. Setelah pakai stocking, dia ambil topi, minta di photo. Dan ini hasilnya....semua gaya adalah murni inisiatifnya sendiri....










Dan ini photo pamungkas, setelah itu macet, nggak mau diphoto lagi.... :D


Mohon maap, tidak ada maksud mempromosikan Soundrenaline atau A Mild, saking aja hanya topi tersebut yang available dan matching warnanya dengan stocking Cinta :)