Pages

Monday, 21 December 2009

Eyang sakit...



Minggu lalu kami dapat kabar dari Bunda kalau Eyang sedang sakit di Probolinggo. Eyang tidak mau makan, tidak mau bicara dan lemah sekali. Bapak kepikiran tapi kami tidak bisa cepat nengok karena kerjaan Bapak masih belum selesai dan harus selesai sebelum liburan Natal.

Berkali kali rencana mau pergi, tapi gagal. Akhirnya hari Minggu pagi menjelang siang, kami bertiga membulatkan tekad berangkat kesana. Karena kalau menuruti kesibukan, pasti nggak pergi pergi juga, kasihan Eyang dan Bunda. Walaupun semalaman Bapak tidak tidur, tapi Bapak kuat nyetir bolak balik lho. Cuma syaratnya sebelum pulang ke Surabaya tidak boleh mandi dulu. Kalau mandi, pasti tambah ngantuk. Dan sepanjang jalan harus diajak ngobrol

Puji syukur pada Tuhan, kami tidak kena macet sama sekali. Porong yang biasanya macet, kemarin juga lancar lancar saja. Pulang hari Minggu sore juga lancar, tidak ada tumpukan kendaraan seperti biasanya. Ada sedikit masalah dengan kipas mesin mobil. Kalau ngebut, mesin jadi panas. Beberapa kali berhenti supaya temperaturnya turun dulu. Pulangnya juga begitu, tapi sekali lagi syukur pada Tuhan semua bisa di atasi. Beberapa kali berhentipun kami isi dengan makan, pipis dan istirahat di pom bensin Pasuruan yang toiletnya bersih banget dan tempat istirahatnya luas, jadi nggak sia sia :)

Sampai di Probolinggo mampir beli mie goreng kesukaan Eyang, supaya Beliau mau maem. Tiba di rumah Eyang, Eyang sedang tidur pulas, jadi Cinta main dulu sama mas Anggi- yang karena tahu adiknya mau datang - tidak jadi pergi ikut ayahnya ke Pare nengokin Eyangnya yang satu lagi yang juga sakit.

Waktu Eyang bangun, kelihatan sekali kalau Eyang lemah dan tidak bersemangat. Tapi melihat Bapak dan Cinta, Eyang jadi senang. Kelihatan dari sinar matanya yang cerah. Bapak nemenin Eyang ngobrol di kamar. Mamie nemenin Cinta main dan ngobrol sama Bunda.

Waktunya maem, walaupun sedikit Eyang mau maem mie yang kami beli dan kue lumpur mini yang dibuatin Bunda. Jam 5 sore, Bapak ngajak pulang, takut kemalaman karena Bapak masih cape dan mobil rewel. Kamipun pamit pada Eyang, yang ternyata sudah mau bicara agak banyak.

Selama di Probolinggo, kami melihat cara Bunda merawat Eyang dan menjadi sangat terharu. Bunda membersihkan dan memandikan Eyang (karena Eyang tidak bisa beranjak dari ranjang), menyuapi, memberikan obat, mengecheck kondisi Eyang tiap beberapa waktu dan melakukan semua yang pasti tidak ringan. Mana harus mengurus kedua anak lelakinya yang akan menghadapi ujian SD dan SMA. Mana mertuanya juga sedang sakit. Mana masih masak buat menyambut kedatangan kami (walaupun kami sebenarnya fine fine saja tanpa itu semua). Ah, Bunda memang wanita hebat.

Mamie jadi ingat cerita Bapak kalau dulu Eyang juga merawat dengan penuh kasih sayang Ibu dan Ibu Mertuanya waktu mereka menjadi tua, pikun dan sakit sakitan, sampai mereka berdua kembali kerumah Tuhan. Padahal Eyang waktu itu masih harus mengajar di banyak tempat dan mengurus keempat putera puterinya. Benar benar wanita yang luar biasa. Dan Mamie yakin, karena Eyang dulu melayani orangtuanya dengan iklas, saat ini, saat beliau tak berdaya, Tuhan membalas beliau dengan anak anak yang iklas dan berbakti. Pak De Didik dan tante Adek, walaupun tidak bisa menengok karena rumahnya jauh, selalu menelpon dan memantau kondisi Eyang.

Sambil lalu, Mamie cerita ke Cinta bahwa pada saat anak anak masih kecil, orangtua yang merawat mereka dengan penuh kasih sayang, kalau sudah besar dan orangtua menjadi tak berdaya sungguh mulia kalau anak anak nantinya juga bisa merawat orangtua. Waktu anak anak masih kecil sering bertanya dan bicara berulang ulang, orangtua dengan sabar menjawab, kiranya nanti kalau orangtuanya sudah menjadi pikun dan melakukan hal yang sama, anak tidak boleh marah dan kesal. Dengan pengertian anak anaknya, Cinta manggut manggut :)

Waktu pamit Eyang, Mamie minta Cinta dan mas Anggi photo dulu dengan Eyang. Maksudnya ntar mau dikirim ke tante Adek dan Pak De Didik via Facebook supaya mereka berdua tau kondisi Eyang.

Cinta dan mas Anggi langsung action.



Tapi Cinta minta photonya diulang, karena yang pertama tadi si Cipret, boneka beruangnya belum tampak jelas di photo :)



Terakhir masih minta tambah, photo hanya berdua dengan mas Anggi :)



Eyang melepas kepulangan kami dengan agak berat, karena sebenarnya masih kangen. Kami janji mau datang lagi sebelum liburan akhir tahun berakhir, setelah kami pulang dari Semarang.

Cepat sembuh ya, Yang....supaya masih bisa jalan jalan ke Surabaya lagi...

Sampai rumah jam 20:00-an, sayangnya Cinta yang seharian maemnya susah (biasa, kalau pergi pergi maemnya agak susah) sakit perut. Sampai malam masih sakit. Akhirnya baru tidur jam 1 pagi itu juga setelah perutnya dikompres dengan air hangat. Semoga hanya karena masuk angin, ya Nak. Jangan sakit juga ya...Mamie & Bapak kuatir sekali kalau kau sakit.

No comments:

Post a Comment