Pages

Monday, 28 September 2009

Liburan lebaran di Surabaya

photo terakhir dari kamera Mamie yang sangat jelek kualitasnya :(


Pulang dari Probolinggo, kami langsung ke hotel Shangri La Surabaya, di mana keluarga Mak Kiem (tante Renny & anak anaknya dari Jakarta, tante Enny dan keluarganya dari Semarang dan Om Sam serta anak anaknya dari Surabaya) berkumpul di sana.

Mereka sudah sampai Surabaya pada tanggal 19 September sebenarnya, cuma karena kami berbagi libur, baru ketemu tanggal 21 September itu.

Tanggal 22 kami jalan jalan ke Malang. Nah, kali ini terjebak macet di Porong sampai lama. Di Malang cuma makan siang, trus turun ke Prigen, ke Taman Safari. Lalu cari makan malam dan pulang ke hotel lagi. Di hotel Cinta, cik Ega, cik Wynne dan Matthew main sepuasnya juga. Saling mengunjungi kamar masing masing, sampai malam tidak tidur tidur :)


malam malam berendam di bathtub


Tanggal 23 mereka pulang ke Jakarta dan Semarang,sedangkan kami, keluarga Cinta masih menginap 1 malam lagi.

Sayangnya tidak banyak yang terekam dalam kamera karena, kok ya apes, kamera pocket Mamie rusak dan tidak ada yang bawa kamera lagi...:(

Libur lebaran ini tidak diikuti oleh cici Gabby yang sekarang sudah kuliah di Melbourne. Semoga tahun depan acara libur lebaran bisa di sana..hihih...berharapppp....

Terimakasih Om Nan dan tante Enny, Om Sam, tante Renny dan Mak Kiem, sampai bertemu dalam waktu dekat ya..


habis sarapan, ngeceng dulu di Lobby

Lebaran 2009 di Probolinggo

anak, menantu dan cucu cewek (plus 2 cucu cowok) ngumpul dulu..


Libur lebaran tahun 2009 dimulai tanggal 18 September sampai 28 September. Kami, keluarga Cinta ke Probolinggo pada tanggal 19 September sore. Puji Tuhan perjalanan lewat Porong yang biasanya macet, kali ini lancar sekali. Kami tiba di Probolinggo jam 18:15. Di sana semua saudara Baba sudah berkumpul. Ada pakde Didik sekeluarga tante Adek sekeluarga dan keluarga bude Bunda juga masih belum berangkat ke Pare.

Kumpulan cucu berjumlah 12 orang ramai sekali. Terutama yang masih kecil kecil. Ramai main kejar kejaran, pasang kembang api, main kartu, mewarna dan lain lain. Lebaran kali ini rasanya Maminya Cinta agak bebas, karena Cinta sudah bisa dilepas main sendiri dan bisa menjaga diri bersama sepupu sepupunya.

main kembang api (tapi waktu di photo kembang apinya sudah mati semua :D)


Tanggal 20, setelah sholat Ied, keluarga Baba rame rame ke makam Eyang Yit. Dari sana keluarga Bunda langsung ke Pare, jadi Cinta sudah tidak bisa main lagi dengan mas Anggi, karena si Mas ikut pergi. Agak berat melepas kepergian sang kakak idola, tapi karena masih ada sepupu yang lain, Cinta tidak terlalu sedih.

photo bersama Eyang sebelum mas Anggi & keluarganya ke Pare


Tamu di rumah Eyang datang silih berganti. Maklum, Eyang Anik termasuk yang dituakan di perumahan dan keluarganya.

Ada bagi bagi Angpao dari Saudara dan hadiah baju untuk Cinta.

Karena Cinta masih belum ngerti soal uang, maka yang lebih menyenangkan hatinya adalah hadiah baju dari Bunda dan tante Adek. Langsung dipakai dan kebetulan memang ukurannya cocok.

Little women, semua pink lovers :)



Acara rutin kalau lebaran di Probolinggo setelah makan lontong opor hanya ke makam, lalu kumpul kumpul saja. Panas di dalam rumah, kami duduk duduk di teras Masjid yang berhadapan persis dengan rumah eyang. Anak anak main bedug, lari larian mengejar kucing, beli dan makan icecream rame rame..tidak ada tidur siang, tidak ada tugas belajar, makan bisa seenaknya tanpa jadwal yang ketat....wis pokoknya anak anak puas main tanpa peduli badan dan kaki yang hitam berdebu karena di Probolinggo kemarin walaupun hawanya panas tapi anginnya kenceng sekali...



ngadem di Masjid depan rumah


acara 'penyiksaan' kucing :)



Tanggal 21 siang, kami sudah harus meninggalkan Probolinggo karena keluarga mak Kiem dari Semarang sudah menunggu di Surabaya. Bye bye, para sepupu, mudah mudahan tahun depan bisa berkumpul lagi di sini.

Monday, 14 September 2009

Cinta sudah (agak) lancar membaca



Rasanya baru kemarin Cinta belajar membaca A,B,C,D....yaitu waktu sebelum masuk playgroup, makin lancar waktu masuk TK A dan tambah cepat setelah ikut les baca tulis.



Sayangnya ada perbedaan jenis huruf yang diajarkan antara di sekolah dan di tempat les. Di sekolah anak anak belajar menulis dan membaca huruf 'gedrig' alias huruf yang berdiri sendiri sendiri, sedang di tempat les, Cinta belajar membaca menulis menggunakan huruf latin yang disambung (jaman saya kecil dulu disebut menulis halus).


Saya tanya ke Mam Dina pengajar lesnya, kenapa kok yang diajarkan tidak sama dengan materi TK Petra. Jawab Mam, karena nanti di kelas 1 SD langsung menulis memakai huruf latin sambung. Gubrak !!. Lha TK nggak diajarin kok SD sudah disuruh bisa, bagaimana mungkin kalau anaknya tidak les? Apa anaknya nanti nggak clingak clinguk kebingungan ? Aya aya wae..


Akibat Cinta sudah mulai bisa membaca panjang dan merangkai kata, sekarang kalau kami jalan jalan, semua tulisan di jalan dia baca. Kalau dipuji, tambah semangat..bacaaaaaaaaa semua, sampai nomor dan sticker yang menempel di mobil di depan kamipun dibaca, kalau sudah cape, diem tenger tenger :).


Di rumah, dia juga mulai membaca buku buku bacaannya sendiri.


Sabtu sore kemarin, setelah mandi, Cinta dan mbak Sus main sekolah minggu-sekolah mingguan. Mamienya disuruh jadi ibu Pendeta, membacakan ayat Alkitab kemudian disuruh bercerita. Sengaja aku pakai Alkitab untuk anak anak yang banyak gambarnya. Cerita pertama tentang 5 anak gadis yang bodoh. Cerita selesai, suruh ngulangin lagi...selesai, ngulangin lagi, sampai 3 kali. Minta lagi...Mamienya sudah bosen, mau ganti cerita yang lain..heheh...


Rupanya Cinta lama lama tertantang untuk membaca sendiri. Dan ayat yang dibacanya adalah tentang air bah yang turun selama 40 hari (cerita tentang Nabi Nuh). Cerita sebanyak 2 paragraph di spell pelan pelan tapi benar. Ah....betapa berbedanya dengan jaman saya kecil dulu, kelas 1 SD saja baru belajar A,B,C :)



Selama membaca, minta di video, filenya tidak boleh di delete dari kamera karena mau dipamerin Mak Kiem ntar kalau ketemu :).

Tuesday, 8 September 2009

Ritual pagi...

Ini adalah rangkaian photo yang menggambarkan ritual pagi Cinta sebelum berangkat ke sekolah. Dan ini terjadi setiap hari sekolah loh... :D



Habis mandi, bergelung lagi di dalam selimut sampai mata bener bener bisa terbuka lebar. Selama mandi kadang juga masih merem :D. Selama di dalam selimut, mbak Sus repot memasang kaus kaki, underware, cream anti nyamuk.




Setelah merasa cukup segar, menggeliat, turun dari ranjang, duduk di kursi plastik kecil, rambut disisir sambil melihat film di TV Anak. Senyum senyum kalau ada yang lucu.



Beres dandan, mulai pakai rok. Mata tidak lepas dari TV.



Jam 6:30, masih sambil lihat TV, pasang restleting, menguap untuk terakhir kali, garuk garuk rambut yang sudah rapi. Baru keluar kamar, masuk mobil, berangkat ke sekolah.


Tuesday, 1 September 2009



Cinta senang membantu kalau saya sedang bikin kue. Dan kue favoritenya adalah pie. Hanya kulitnya saja yang dia suka, dioles dengan coklat leleh dan dimakan seperti biskuit.


Waktu saya membuat pie pesanan beberapa hari yang lalu, Cinta juga membantu dengan menusuk nusuk dasar pie dengan garpu, memberi lubang supaya saat di oven kulit pie tidak menggelembung.
Setelah bosan dengan tugasnya, Cinta mulai iseng pengen membuat sesuatu dari adonan kulit pie itu. Saya beri sedikit, dia minta lebih banyak lagi...dikepal kepal sampai lemes keluar minyaknya. Kemudian dengan penuh konsentrasi, dia membuat wajah anak perempuan di atas kertas roti, berkali kali dirombak karena tidak sesuai bayangannya. Waktu saya mulai memasukkan kulit pie ke oven, Cinta minta buatannya yang di oven duluan. Mengovennya juga tidak boleh digeser geser, harus apa adanya...lak ya makan tempat di loyang to, Nduk..? heheh..

Ya, wis, masuklah hasil karyanya itu. Setelah matang lumayan juga jadinya. Tapi karena tidak ada adonan dasar untuk wajahnya, hanya mata, rambut, alis, dll yang diletakkan di atas kertas roti, waktu diangkat jadi agak sedikit patah. Bentuknya juga sedikit berubah, ada yang menyusut ada yang mletot dan ada pula yang sedikit gosong karena ketipisan. Tapi dia suka.. Dipamerkan ke Baba dan mbak Sus dan saya dipaksa untuk mengambil photo kuenya itu dan tidak boleh dibuang dari memory kamera. Katanya 'Nik juga pengen punya photo makanan buatan sendiri, Mam.....:)