Pages

Friday, 30 October 2009

Cinta kesetrum.... :(



Ini kisah paling menakutkan dalam kehidupan Cinta selama 6 tahun ini dan sore yang paling banyak masalah yang tak menyenangkan buat saya.

Berawal dari kondisi badan saya yang kurang fit, kemarin sore sepulang kerja saya kepengen makan yang seger, panas dan pedas. Pilihannya adalah sup kaki kambing (SKK) Supri Jangkung langganan kami yang lokasinya memang agak jauh. Sebelumnya mau mampir beli ayam goreng McD dulu di Plaza Marina untuk Cinta, karena Cinta belum suka SKK.

Masalah pertama : dalam perjalanan ke McD, ada satu mobil kijang yang nyetirnya ugal ugalan. Sering menyalahi marka hanya untuk bisa mepet terus ke mobil kami. Kalau di depan mobil kami ada sedikit saja tempat, langsung diserobot dari sebelah kiri. Kami tidak tau apa tujuannya tapi seolah sengaja membuat Baba emosi. Dan berhasil dengan gemilang. Baba emosi sekali ! Terjadilah kejar mengejar yang bikin kami berdua (saya dan Cinta) ketakutan.

Satu hal yang paling saya tidak suka dari kebiasaan Baba adalah gampang tersulut emosinya kalau disalahi mobil lain di jalan. Kalau sudah begitu, diingatkan pun rasanya nggak masuk telinga. Kejar kejaran dan pepet pepetan mobil terus terjadi sampai Plaza Marina. Untungnya si kijang hitam belok sebelum McD. Lepas beli ayam yang dimakan oleh Cinta dengan semangat sepanjang perjalanan kami ke Supri Jangkung  yang sayangnya kemarin sore tutup. Ini masalah kedua.

Dengan terpaksa, mengambil pilihan kedua SKK Bang Oya yang terletak persis di sebelah warung Supri Jangkung. Sambil nunggu sup diolah, Baba keluar sebentar beli rokok. Kembali dari beli rokok tambah kesal dia. Karena kembalian uangnya diberi permen. Kami memang tidak suka kalau kembalian diberi permen. Bukan masalah harga atau besarnya uang, tapi masalah niat baik penjual untuk memberikan service terbaik untuk pembeli. Pemerintahpun sudah melarang pemberian barang atau permen sebagai kembalian. Tapi, dasar Baba kalau kesal sama orang cuma cemberut aja nggak langsung ngomong ya diterima aja. Ngomelnya di depan saya. Masalah ketiga.

Masalah keempat, nggak terlalu penting sebenarnya tapi ya ngeselin juga. Supnya nggak memuaskan. Motong tulangnya nggak pinter sampai ada 1 tulang yang kegigit dan menyebabkan gusi saya bengkak sampai sekarang. Sambil makan kami sudah bilang ini terakhir kali kami makan di bang Oya.

Masalah kelima dan yang paling menyedihkan.Sambil menunggu kami makan, Cinta asyik menulis dan membuat soalan matematika yang saya berikan. Setelah Babanya selesai makan dan mulai merokok, dia juga sudah bosan menulis. Minta masuk ke mobil yang diparkir persis di depan warung. Babanya bilang, nunggu Mamie bentar lagi. Cinta nurut. Tapi nggak mau duduk lagi di sebelah saya. Dia jalan jalan sekeliling warung. Biasanya kalau ada mbak Sus, sambil menunggu kami makan - karena mbak Sus juga nggak doyan SKK, jadi nggak mau diajak makan sekalian - mereka berdua main di tempat kosong di sebelah warung Supri Jangkung, atau ngobrol dengan pegawainya Supri yang sangat bersahabat. Nah, waktu mendekat ke tiang besi penyangga tenda, yang juga akses keluar, Cinta sempat nengok ke Babanya minta ijin. Maksudnya mau keluar tenda tapi nggak jauh jauh. Babanya mengangguk memberi ijin.

Jalanlah Cinta kearah luar. Dan, ini kebiasaan jeleknya juga sebenarnya, kalau masuk atau keluar tempat yang seperti itu, dia memilih akses keluar yang paling sempit bukan melalu jalan keluar yang seharusnya. Dia memilih lewat di antara 2 besi sambil memegang besi tersebut dan melongok kearah luar. Masih dalam pengawasan Babanya dari jarak 5 meter. Tiba tiba dia berteriak histeris 'Mamiiiiieeeeeee !!' lalu menangis keras. Saya yang sedang makan langsung meloncat mendekatinya. Dia memeluk saya dengan sangat erat. Saya tanya kenapa, sambil melongok keluar. Saya pikir dia digoda atau ditakut takuti orang dari luar. Waktu dia bilang 'Kesetrum !!'.....lemasnya badan saya. Langsung saya gendong menjauhi dua tiang itu. Tangisnya masih sangat keras. Pegawai pegawai Bang Oya ikut ikutan pegang SATU tiang, yang lain mengambil test-pen dan menempelkannya ke tiang yang tadi dipegang Cinta. Katanya 'Nggak ada listriknya kok '. 'Tapi anak saya kesetrum !' kata saya.

Test pen dilakukan sepanjang tiang yang akhirnya membawa mereka ke stop kontak panjang dengan banyak kabel tertancap. Lampu test pen menyala terang. Diulangi lagi sepanjang besi. Menyala juga. Saya terlalu shock untuk marah. Saya bisa cuma bilang : "Dibenerin, Mas, jangan sembrono asal asalan pasang kabel seperti itu kalau sampai terjadi korban nyawa bagaimana?" Mereka diam saja. Mungkin ketakutan juga. Baba segera membayar makanan kami dan kamipun tidak mau berlama lama di sana. Pada saat kami mau pulang baru terucap kata maaf dari mulut satu orang saja, mungkin pimpinan warung itu.

Cinta masih dalam gendongan saya dan menangis terisak. Babanya mau menggendong tapi dia tidak mau. Waktu saya gendong kearah keluar mendekati tiang tadi, dia menangis dan terteriak ketakutan tidak mau lewat situ lagi. Saya bilang, nggak papa, kali ini Mamie jagain. Baru dia mau. Saya ajak dia berdoa berkali kali, kami bilang 'Tuhan, terimakasih Tuhan masih menjagai dan melindungi Cinta' Di dalam mobil masih terisak dan memeluk erat saya. Babanya tidak bisa bicara, shock juga. Kami beri minum beberapa kali baru ketegangannya menurun.

Dalam perjalanan saya tanya ke Baba,kok bisa si tukang tadi pegang tiangnya nggak kesetrum. Baba bilang karena dia hanya pegang satu tiang, sedangkan Cinta pegang dua tiang sekaligus, satu di tangan kanan, satu kiri. Dan badan Cinta menjadi penghantar kejutan listrik. Dan kabel yang ada di stop kontak yang dipasang di ujung besi itu ada yang terkelupas. Oh, ok.

Cinta sebentar diam, sebentar menangis kalau ingat kejadiannya. Saya bilang, kalau mau, nangis aja sepuasnya setelah itu dilupakan saja. Saya tidak mau dia trauma berkepanjangan. Saya dan Baba berkali kali meyakinkan tidak akan pernah kewarung bang Oya lagi. Cinta, di sela sela tangisnya tanya 'bahkan sampai Mamie tua?' Iya ! jawab saya mantap. Dia masih menganggap Mamienya muda, rupanya..hehehe...

Sampai rumah, begitu lihat mbak Sus, dia mewek lagi. Mbak Sus bingung. Waktu kami ceritain, wajah mbak Sus sama pucatnya dengan wajah kami di warung tadi. Mbak Sus malah menambah nambahi cerita. Katanya sejak siang memang Cinta sudah menunjukkan firasat bakal celaka. Tadi siang sepulang sekolah, lemes, ditempat les marah marah, pulang les seperti tidak bersemangat. Gak tau bener apa enggak....

Malam, setelah ganti baju dan rebahan di ranjang, Cinta minta diputarkan film Home Alone di mana banyak adegan penjahat kesetrum sampai rambutnya njabrik. Mungkin dia ingin membandingkan dengan pengalamannya sendiri yang kesetrum tadi. Sambil nonton, saya bilang, ini semua hanya tipuan film, hanya untuk lucu lucuan saja. Jangan dipercaya. Aslinya kalau orang kesetrum beneran ya kayak yang Niek alami tadi.

Setelah santai, dia sendiri yang bercerita kepada mbak Sus. Lengkap. Termasuk janji saya dan Babanya untuk tidak kembali ke warung itu lagi. Tapi disimpulkan sendiri menjadi " Mbak, walaupun Bapa dan Mamie nanti sudah tua sekali, jalannya sudah pakai tongkat, tidak mau kembali kesana lagi selama lamanya. Niek juga !' :D

Menjelang tidur,setelah berdoa, masih ada sedikit ketakutan. Dia berbisik  'Mamie, takut...' Saya tanya 'takutnya sama apanya?' Jawab Cinta 'takut sama besinya'. Lhoo...hehehe..harusnya takutnya sama setrum, kok sama besinya. Besi tanpa listrik sih aman, paling kalau njatuhin kaki bikin kaki bengkak... jawab saya berusaha menghibur. Dia tertawa, lalu tidur dengan tenang.

Tuhan Yesus, sungguh kami bersyukur atas perlindunganmu. Sujud syukur kami karena Kau menjagai kami.

No comments:

Post a Comment