![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbAAbgYjSkM2koi5ASYzV7zAVVg1UxOs4ubQA7ocWTuVJtzrVlWXZ8ViQz4lzLHFn6Sv686MGGtjmrLhh7NhNcrDfHlEht1mSlbBNc7Ssx4TDI7ODxtCszdQpn56fYakC2KWJqCySfdRo/s400/ling+ling+hijau.JPG)
Minggu lalu dan minggu ini merupakan minggu yang mengesalkan buat kami. Semuanya bersumber pada 2 orang mahluk yang berstatus PRT di rumah kami.
Sejak Senin 1 Juni 2009 lalu, mbak Sus, baby sitternya Cinta sakit. Demam, pusing, badan nggreges, kedinginan, lemes. Hari Selasa dibawa ke dokter di Pusura. Oleh Dokternya hanya diberi obat mual, obat diare dan obat turun panas Dumin. Setiap habis minum Dumin, panasnya turun, efek obat habis, panas lagi.Cinta aja sampai bilang 'Dokternya tidak meyakinkan'. Kuatir penyakitnya parah, hari Rabu aku bawa lagi ke dokter lain di dekat rumah. Di beri beberapa macam obat, termasuk antibiotik. Dokter bilang, kalau saat ini belum ada indikasi DB atau Thypus. Tapi coba saja kalau sampai hari Sabtu masih panas, suruh kembali lagi. Hari Jumat sudah merasa baikan, cuma masih pusing dan lemes. Pusingnya mungkin karena seharian berbaring di tempat tidur terus. Yang membuat kami kesal, selama sakit si mbak ngerengek terus minta pulang ke desa. Alasannya tidak mau membuat kami repot, karena selama sakit toh tidak bisa mengurusin Cinta dan kasihan karena aku keluar uang banyak untu berobat.
Aku bilang, kalau pegawaiku sakit, aku yang bertanggung jawab mengobatkan. Berapapun biayanya tidak perlu dipikirkan. Dan aku tidak mengijinkan dia pulang, karena kondisinya yang lemah, aku takut terjadi sesuatu dalam perjalanan naik bus yang katanya memakan waktu hampir 8 jam.
Terakhir terakhir, dia memberikan alasan yang lebih mengesalkan. Yaitu, dia dan keluarganya takut penyakitnya itu adalah santet kiriman tetangga desanya. Konon mereka sekeluarga sering dikirimin santet karena persaingan dagang antar keluarga. Bergiliran keluarganya jatuh sakit. Ibunya tiba tiba telinganya mengeluarkan darah (padahal setelah dibawa ke Puskesmas ternyata ketahuan kalau sakit darah tinggi) . Yang dituduh adalah si tetangga. Kakak iparnya sakit kepala hebat. Tertuduh juga si tetanggal Keponakan yang baru lahir sering sakit, kalau malam nangis terus, lagi lagi yang dituduh adalah di tetangga. Sekarang karena semua sudah sembuh berkat 'obat' yang diberikan dukun kepercayaan, santetnya pindah ke mbak Sus. Ya ampuuuunn....Tuhan Yesus, maafkan kami yang tidak berhasil menyakinkan mbak Sus untuk menghilangkan semangat Okultismenya, kepercayaannya terhadap takhayul dan segala jenis kepercayaan yang sia sia.
Mbak Sus memang seneng banget sama segala yang bernafaskan mistik. Lampu tetangga sering mati sendiri, katanya 'ada apa apa'. Ular masuk rumah, katanya mau ada bencana, padahal rumah kami memang dekat dengan sawah dan pasti banyak sekali ular. Piring pecah diartikan lain lagi. Halah, pokoknya semua hal dipandang dari sisi itu. Aku tanya, emang yakin kalau pulang ke desa bisa sembuh. Jawabannya seperti artis sinetron aja 'Ya terserahTuhan, bu. Kalau Tuhan mengijinkan saya sembuh ya sembuh' Gubrak !!
Puncaknya hari Sabtu pagi, nggak kuat mendengar rengekannya, aku ijinkan dia pulang, diantar adiknya. Pada sore hari, waktu dijemput adiknya, mbak Sus berubah lagi jadi orang yang jalan aja susah, lemes, bicaranya pelan pelan, padahal Sabtu pagi sudah seger, cuma masih sedikit pucat. Ck..ck..ck..
Satu lagi PRT, si mbak Ti, mulai bikin story. Dia dengan wajah memelas bilang kalau disuruh pulang oleh suaminya, karena suaminya mau bangun rumah, nggak ada yang mengurus anaknya dan memasakkan untuk para tukang. Pikirku, hebat banget ya...suaminya nggak kerja, si Ti juga baru kerja sebulan dirumahku, mereka habis mengeluarkan uang banyak untuk membiayai adiknya yang masuk rumah sakit. Sekarang sudah mau bangun rumah. Ternyata mbak Sus membisikin, mbak Ti bukan mau pulang ke desa, tapi mau pindah kerja di kost kostan mahasiswa. Alasannya mau berkumpul sama adik iparnya.
Apapun alasan yang aku berikan supaya Ti pulangnya nanti setelah mbak Sus kembali tidak mempan. Malah selama bekerja wajahnya cemberut terus. Ck !!! Piss off banget. Lagi lagi bilang mau pulang, bisa nggak bisa pulang. Hmm...kun faya kun, ha? Maka jadilah ! Ya wis, akhirnya Minggu malam aku suruh pulang.
Hari Senin 8 Juni, aku, Pok dan Cinta memulai hidup tanpa PRT. Bangun pagi pagi, get everything done, sampai rambut lengket oleh keringat, alergi kulit kambuh. Pengen marahhhhhhhhh.......
Untungnya, masih ada untungnya nih, Cinta dan Pok cooperative banget. Pok berinisiatif cuci baju, walaupun pakai mesin cuci. Menemani Cinta main, dan menunggui selama les. Cinta juga lebih gampang diatur. Biasanya kalau bangun tidur pagi, harus digendong oleh mbak Sus ke kamar mandi dengan mata terpejam, selesai mandi masih kembali ke balik selimut karena kedinginan, disisir sambil merem. Waktu sama aku, bangun tidur jam 5:30 tanpa dibangunin. langsung ngobrol, mandi gampang, dandan gampang, nggak rewel dan nggak manja, diajak makan keluar kadang masih mau maem sendiri. Hanya satu yang kurang,porsi maemnya jadi lebih sedkit, karena aku tidak sesabar mbak Sus waktu menyuapi. Hari hari setelah pulang sekolah, makan nasi, makan snack, minum jeruk, makan siang, minum madu, makan snak, minum susu, tidur siang, bangun, mandi, jemput Mamie, pulang makan malam, makan snack, minum scotts emulsion, minum susu berubah menjadi : pulang sekolah, makan nasi sedkit, minum susu, main, jemput Mamie, mandi, makan malam, minum susu. Nggak heran seminggu nggak dipegang sama mbak Sus, sekarang Cinta pilek :(
Hiburan kami hanya tingkah dan celoteh lucunya serta keisengannya. Salah satu contoh, adalah idenya menyemir bulu Ling Ling, kucing peliharaannya dengan warna hijau, kuning dan pink. Ling Ling ya nurut aja disemir pakai pewarna makanan... Sampai Pok bikin tebak tebakan : binatang apa yang warnanya putih dan hijau. Cinta mikir mikir sampai lama akhirnya menyerah. Kata Pok : ya Ling Ling itu !! hahah...
Sampai hari ini mbak Sus belum ada kabar. Di sms tidak bisa, di telpon tidak aktif. Entah apa yang akan terjadi besok. Yang jelas, kami tidak akan menyerah hanya gara gara PRT. Kalau mau kerja, welcome, tidak mau kerja, ya sudah, dunia tidak berakhir hanya karena tidak ada PRT toh?
So, wish us luck.