Pages

Friday, 22 May 2009

Punya kucing (lagi)....



Hari Minggu 17 May 2009 waktu aku kursus Food Photography sama Yvonne, dia kasih informasi, dokter hewan langganannya nyari orang yang mau mengadopsi kucing umur 2 tahun. Tadinya nggak mikir mau ambil untuk sendiri, secara aku dan Pok benci sama binatang yang satu ini. Tapi trus inget, beberapa hari ini Cinta suka pinjam kucing tetangga buat main. Ya wis, tak putusin diambil aja. Cinta seneng banget waktu aku kasih tau.


Pulang kursus, hujan deras, nyempat nyempatin ke klinik hewan Dokter Eka di deket Macro. Ternyata kucingnya lumayan bagus, sudah agak tuwir, tapi kalem dan bersih. Namanya Ling Ling, kata si penjaga klinik. Sudah di vaksin, Habis melahirkan. Makannya harus makanan kucing, nggak mau nasi. Awalnya aku mau beli kandangnya sekalian seharga Rp 190,000, tapi Pok nggak setuju, selain mahal, belum tentu ini kucing bisa bertahan lama di rumah. Cinta bosanan sih.. Sekalian beli makanannya, pilih yang paling murah dan paling kecil...heheh..pelit dot com. Kandangnya pun pakai kandang bekas si Remy, yang dikasih Joseph, taruh di teras. Diberi keranjang bekas parcel dan kain untuk tidurnya.


Melihat kelakuan kucing putih ini, ternyata menumbuhkan rasa sayang Pok padanya. Ling Ling tidak rakus, sampai naik meja nyari makanan, atau ribut sampai diluar batas. Dia hanya berbaring aja di keranjangnya. Gak tau lagi kalau ternyata dia sakit ya.. :). Waktu Ling Ling lepas dari kandangnya dan tiduran dibawah pohon di kebun depan rumah, Pok sendiri yang mau repot repot menggendong dan mengembalikannya ke dalam kandang, takut hilang.


Setelah hari ke tiga Ling Ling menunjukkan tingkah laku yang sopan, Pok berinisiatif memasukkan Ling Ling ke tempat kerjanya kalau malam. Buat nakut nakutin tikus, katanya. Bukan buat nangkap tikus, karena Ling Ling pasif banget. Dan ternyata ampuh, sejak malam itu, tikus tikus yang biasanya seliweran dibawah kursi kerjanya Pok kalau malam, tidak berani datang lagi. Tapi Pok tetep nggak rela kalau Ling Ling tidur di kursi kerjanya yang pakai banyak bantal.. :)


Dan...untungnya...si Ling Ling tau diri. Walaupun dibiarkan tinggal di dalam rumah, tapi kalau mau pup, dia ke tempat jemuran baju yang terbuka dibelakang rumah. Jadi gampang ngebersihinnya. Percaya atau enggak, sejak ada Ling Ling, kucing tetangga yang badannya besar besar ( I assume they are males) pada ngeceng di depan rumahku. Sambil ngeong ngeong, kayak cari perhatian gitu. Pengen kenalan kali ya..
Yang jelas, Ling Ling bisa dipakai untuk mendorong semangat maemnya Cinta. Karena kalau lagi susah disuapin, sama si mbak diajak duduk di teras sambil ngelihatin Ling Ling :)
Kok bukan anjing aja yang dikasihin sama pak Dokter ya..

Monday, 4 May 2009

Kami sedang berduka..


tante Vita, Cinta, Oom Jack


Hari hari ini kami sedang berduka. Tante Vita, sepupu dekat Bapak telah berpulang kerumah Tuhan dalam usia 28 tahun dan dalam keadaan hamil 9 bulan.

Hari Jumat tanggal 1 Mei 2009 pagi kami mendapat kabar bahwa tante Vita di Mataram sedang sakit sesak nafas pada saat akan melahirkan anak pertamanya. Oom Wawan, suaminya memberitahu bahwa kondisi tante Vita kritis. Tak lama kemudian ada kabar bahwa bayi yang di dalam kandungan Tante meninggal. Eyang No, papa tante Vita segera berusaha mencari penerbangan dari Surabaya ke Mataram untuk mendampingin puteri keduanya ini. Rencananya Eyang No akan berangkat dengan pesawat Wings Air jam 13:55 hari Jumat itu. Namun belum sempat beliau berangkat sudah ada kabar bahwa tante Vita juga menghembuskan nafas terakhirnya.

Dengan hati hancur, Eyang No tetap berangkat dan mengurus segala sesuatunya di Mataram untuk membawa jenasah tante Vita dan bayinya (yang belum sempat dilahirkan) ke Njorongan, desa kecil di Probolinggo untuk dimakamkan di sana di sebelah makam eyang Munil, mama tante Vita yang meninggal 2 tahun yang lalu karena kanker kandungan.

Hari Sabtu pagi jam 6, jenasah tante Vita tiba di Surabaya dan segera dibawa ke Njorongan dan setelah didoakan oleh tetangga dan para kerabat, tante Vita dimakamkan.

Tante Vita adalah bungsu dan satu satunya anak wanita puteri eyang No dan eyang Munil, adik eyang Anik, ibunya Bapak. Tante Vita baru menikah dengan oom Wawan tanggal 17 Agustus 2008.

Karena rumah kami berdekatan, tante Vita dan keluarganya cukup dekat dengan keluarga kami. Bahkan tante Vita ikut menemani Mamie waktu Cinta mau lahir di rumah sakit dulu. Tante Vita adalah orang pertama dari keluarga Bapak yang Mamie kenal. Selama ini tante dan Cinta juga cukup akrab. Tante Vita adalah orang yang sangat ceria, tahan banting dan tabah. Walaupun dalam keadaan hamil besar, tante Vita masih kemana mana naik motornya, bahkan waktu kerja di pinggiran kota Surabaya, dan sering pulang malam. Memang semua ini adalah takdir, namun kami sangat kehilangan tante Vita. Terutama keluarga eyang No, karena selama ini tante Vita adalah penggembira keluarga.

Bulan February 2009 lalu terakhir kami bertemu tante Vita waktu tante pamit mau berangkat ke Mataram menyusul Oom Wawan yang mendapat pekerjaan di sana setelah beberapa tahun bekerja di laut. Dengan perut besarnya tante Vita mengepack semua keperluannya tanpa merasa lelah. Eyang No dan keluarganya tidak bisa menahan kepergian Tante ke Mataram, karena Tante beralasan ingin melayani dan menemani Oom Wawan karena mereka sudah suami istri. Walaupun sudah diingatkan bahwa mungkin pelayangan medis disana tidak sebaik di Surabaya, tante tetap keukeuh berangkat. Well...apa yang bisa dikatakan kalau sudah begini.

Ketika jenasahnya datang di rumah eyang Darsi, eyangnya tante Vita, di Njorongan, orang orang sedesanya meratapi kepergiannya yang terlalu mendadak. Sampai sekarang kita masih belum tahu detail kejadian di Mataram, karena Oom Wawan dan eyang No masih belum bisa bercerita secara runtut. Ada dugaan tante Vita meninggal karena pre-eklampsia, namun tidak mustahil juga karena tidak kuat menjalani proses pembukaan yang sudah berlangsung 4 hari-3 hari di tempat bidan dan 1 hari di rumah sakit umum di Mataram.

Bagaimanapun, kami hanya bisa berdoa, semoga arwah tante Vita dan anaknya mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa. Selamat jalan, dan terimakasih telah menjadi tante yang baik buat Cinta, ya Tan.



pernikahan tante Vita dan Oom Wawan 17 Agustus 2008

tante Vita dan Cinta di malam ultah Cinta yang pertama 18 Oct 2004




Budenya Bapak, tante Vita dan Cinta Agustus 2004